Keragaman dapat dilihat dari form, gagasan serta interpretasi peserta pada teks. Ide multikulturalisme diresap dalam presentasi baru, ia bukan lagi lingkup atau batas, namun telah berubah menjadi ruh.
Bandung merupakan salah satu episentrum seni rupa yang menjadi induk dari ilustrasi, tempat bertemunya pemikiran dari lingkungan akademis, komunitas hingga profesional.
Pameran ini memperlihatkan ilustrasi yang difungsikan untuk beberapa maksud, semisal ilustrasi untuk digunakan dalam kehidupan sehari-hari serta ilustrasi yang digunakan untuk pelepasan ekspresi diri.
Bangsa Indonesia patut mengingat pada kepemilikan semua jenis dan bentuk ilustrasi naratif dari gambar prasejarah di dinding goa, seni tradisi relief dalam pahatan batu candi, pajagong di wayang beber, wayang prasi pada daun lontar, buku-buku dan surat kabar yang terbit di zaman kolonial hingga poster dalam perjuangan merebut kemerdekaan yang diinisiasi oleh para seniman dalam Persatuan Ahli Gambar (Persagi).
Gambaran linimasa ini meskipun sedikit, namun mampu memperlihatkan betapa kuat, dalam dan melimpahnya ilustrasi di negeri ini, hingga kita bicara ilustrasi saat ini dalam lingkungan media sosial yang terbuka.
Pameran ini tidak dalam kapasitas untuk menarik relasi sejarah dengan apa yang terjadi di hari ini, namun setidaknya pameran ini mengarahkan kita pada sebuah titik pencapaian dari perkembangan ilustrasi yang muncul dengan riuh mewakili jaman dan tempat para ilustrator ini tumbuh.
Bentara Budaya berharap pameran ini akan menjadi sebuah langkah awal untuk lebih menggiatkan dan mengukuhkan dunia ilustrasi dan ilustrator di tengah hiruk pikuknya seni rupa di Indonesia khususnya.
Pameran Ilustrasiana didukung pula oleh Urbane Indonesia, Santika Hotel Pasir Koja, Santika Hotel Bandung, Amaris Setia Budi Bandung, Tribun Jabar, Sonora Bandung, dan Raka FM Bandung.