“Selalu memberikan solusi dan akses penggunaan fasilitas dan teknologi pendidikan yang dimiliki untuk digunakan oleh masyarakat luas. Memberikan apresiasi dan membantu terciptanya kreativitas dan inovasi yang dilakukan masyarakat kalangan bawah,” tukasnya.
Selain itu, mengoptimalkan kurikulum pendidikan berbasis nilai-nilai Pancasila secara berjenjang dan berlanjut mulai SD-SMP-SVA PT (S1-S2-S3).
Memanfaatkan teknologi pendidikan untuk membentuk cara berpikir yang logis dan rasional dalam proses belajar mengajar.
Sementara Prof. Pribadiyono memaparkan hasil riset dan temuannya yang melihat instrumen kebangsaan dan bela negara.
Dia menyatakan bahwa wawasan kebangsaan dan semangat bela negara tak hanya dibangun dari kesadaran kognitif namun juga emotional bonding.
Menurutnya, tak mungkin memahami Pancasila tanpa keseimbangan otak kiri dan otak kanan. Tak mungkin melaksanakan Pancasila tanpa cinta tanah air berkobar.
Pribadiyono menyatakan perlu perubahan mindset dari yang terkungkung pada pandangan sempit.
Baca juga: Hari Lahir Pancasila, Jokowi Dinilai Sukses Merawat Kebhinekaan
Sehingga pada akhirnya bisa terbangun karakter pemimpin negarawan.
“Jadi harus ada transformasi mindset,” kata Pribadiyono.