News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Azyumardi Azra sebut Pancasila Selamatkan Indonesia dari Kehancuran

Penulis: Chaerul Umam
Editor: Johnson Simanjuntak
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Azyumardi Azra yang terpilih menjadi Ketua Dewan Pers Periode 2022-2025. Azyumardi Azra sebut Pancasila Selamatkan Indonesia dari Kehancuran

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Guru Besar UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Azyumardi Azra mengatakan, rakyat Indonesia harus bersyukur memiliki Pancasila yang kemudian menjadi penyelamat dari kehancuran, sebagaimana yang dialami oleh negara-negara muslim di timur tengah.

Azra optimis Pancasila masih dapat bertahan di masa depan. Optimisme tersebut didasarkan pada fakta bahwa mayoritas muslim Indonesia mendukung Pancasila.

Hal itu disampaikannya dalam Diskusi yang diselenggarakan oleh Center for Strategic and International Studies (CSIS) bertajuk "Pancasila dan Demokrasi Di Indonesia: Menyelami Pemikiran Prof. Ahmad Syafii Maarif" yang dikutip dari kanal YouTube CSIS, Sabtu (2/7/2022).

"Kita ini beruntung, karena negara muslim lainnya kacau balau, Indonesia ini mayoritas muslim tapi tidak kacau balau karena punya Pancasila," katanya. 

Sebagai kelompok mayoritas di Indonesia, lanjut Azra, umat Islam dapat menjadi faktor pendukung sekaligus faktor penghambat dalam upaya mempertahankan Pancasila sebagai ideologi bangsa. 

Baca juga: Ahmad Basarah Heran Masih Ada yang Pertanyakan Hari Lahir Pancasila

Sebagai faktor pendukung, karena sebagian besar umat Islam bersedia mempertahankan Pancasila sebagai ideologi bangsa, khususnya melalui ormas Islam seperti Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah.

Sebaliknya, umat Islam juga bisa menjadi faktor penghambat karena adanya fakta bahwa masih ada segelintir umat Islam yang mencoba untuk mengganti ideologi Pancasila dengan ideologi lain, sebut saja ideologi khilafah. 

Hal itu akan menjadi masalah serius karena dapat mengancam tenun kebangsaan serta persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia yang majemuk.

Azyumardi Azra pun tak menapik jika ada kelompok-kelompok Islam kecil yang seperti Khilafatul Muslimin yang mencoba untuk menggantikan Pancasila, namun mayoritas masyarakat muslim Indonesia mendukung Pancasila, maka rencana tersebut tidak akan terjadi.

"Pancasila bisa bertahan, meskipun ada tantangan. Pancasila didukung oleh mayoritas muslim Indonesia. Saya mengatakan mayoritas, karena kelompok Khilafatul Muslimin yang mengusung ideologi khilafah, itu juga muslim," ucapnya.

Dijelaskan Ketua Dewan Pers Indonesia itu, nilai-nilai Pancasila sejauh ini belum dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia, hingga ada kesenjangan sosial terjadi di Indonesia akibat dari terkikisnya nilai-nilai Pancasila tersebut.

"Saya enggak ragu sedikitpun, walaupun ada tantangan, mungkin terlalu optimistis, walau kita melihat kalau Pancasila itu sebagian besarnya masih lip service. Kalau kita kaitkan dengan pikiran Buya Syafii Maarif itu gak klop, jauh ada kesenjangan antara nilai-nilai Pancasila," ujarnya.

"Misalnya ketuhanan yang maha esa, kita melihat dari perspektif orang Islam. Orang Islam Indonesia itu ada yang disebut orang-orang yang mengambil jalannya sendiri, hukumnya sendiri disebut oleh Buya Syafii sebagai preman berjubah, diksinya mungkin keras, preman berjubah yang mengambil jalannya sendiri," imbuhnya.

Hal yang sama juga tercermin pada sila kedua, yakni persatuan Indonesia yang juga terbelah karena disparitas sosial ekonomi. Sebagian besar bangsa Indonesia ini pra agraris yang kemudian menimbulkan kesenjangan sosial antar masyarakat di Indonesia.

"Ketiga kemanusiaan yang adil dan beradab, kita ini paling rendah peradabannya, contoh seperti tadi, orang Islam dari kecil sudah diajarkan bersih tapi tidak tercermin dalam perilakunya sehari-hari, buang sampah seenaknya. Jadi kemanusiaan yang adil dan beradab tidak jalan," ucapnya.

Dan keempat mengenai demokrasi Indonesia yakni permusyawaratan yang diterjemahkan sebagai sistem demokrasi. 

Menurut Azyumardi Azra, tatanan demokrasi Indonesia saat ini kacau balau alias hancur secara prosedural maupun subtansi. 

"Meski begitu publik Indonesia masih percaya dengan demokrasi, khususnya ormas-ormas Islam, jika Ormas Islam tidak pro demokrasi, maka demokrasi ini tidak akan tumbuh," katanya.

"Keadilan sosial, kesenjangan sosial. Jadi itu agenda-agenda pokok kita ke depan dan kita harus memperbaiki, walaupun saya tidak pesimis dengan Pancasila," tandasnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini