“Jadi hati-hati pemerintah, apalagi kedepan kalau misalnya ada rencanya memberikan bantuan sosial tetapi sampai atau diterima oleh mereka yang tidak berhak itu akan memicu ketidakpuasan buat masyrakat yang tidak menerimanya, apalagi jika mereka merasa berhak untuk menerima bansos,” ucap Burhanuddin.
Sementara 6,7 masyarakat tidak puas akibat menganggur karena sulit mencari lapangan pekerjaan.
Kemudian sebanyak 3,9 persen masyarakat tidak puas juga karena angka kemiskinan tidak berkurang hingga dianggap menanangi pandemi.
Adapun jika melihat survei pada April 2022, tingkat penilaian kinerja Jokowi turun ke angka 59,9 persen dari sebelumnya 71,7 persen.
Namun, survei Juni 2022 kembali naik alias rebound menjadi 67,5 persen.
Burhanuddin berujar, peningkatan kepuasan masyarakat terhadap kinerja Jokowi terjadi setelah mengalami penurunan lima sampai enam kali berturut-turut.
“Karena waktu itu kan sempat di bawah 60 persen. jadi batas ambang psikologis approval rate-nya adalah tidak boleh dibawah 50 persen. Ini sepertinya ada kabar baik, tren kepuasan terhadap kinerja presiden itu meningkat,” tuturnya.
Adapun surveu tersebut dilakukan oleh Indikator Politik Indonesia dalam jangka waktu antara 16-24 Juni 2022 dengan melibatkan 1.200 responden di seluruh provinsi yang ada di Indonesia.
Metodologi yang digunakan adalah simple random sampling dengan basis toleransi margin of error (MoE) sebesar 2,9 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen.