TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden Jokowi berdialog dengan pelaku UKM saat acara Pemberian Nomor Induk Berusaha (NIB) Pelaku Usaha Mikro Kecil Perseorangan Tahun 2022 yang digelar di GOR Nanggala, Markas Kopassus, Cijantung, Jakarta Timur, Rabu (13/7/2022).
Dalam dialog itu, Jokowi mengundang 5 warga pelaku UKM ke atas panggung untuk berdialog.
Namun satu diantara mereka mendadak ingin mendekati Jokowi dan langsung memeluknya.
Hal itu terjadi ketika Jokowi memberikan kesempatan kepadanya untuk berbicara.
Melihat hal itu, Pasukan Pengaman Presiden (Paspampres) tampak dibuat kaget.
Baca juga: Mengaku Tak Dapat Bantuan Pemerintah, Ibu Pedagang Sayur Ini Protes Langsung di Depan Jokowi
Made Janardana, nama warga itu, tiba-tiba memeluk Jokowi.
“Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh, terima kasih sebelumnya Pak Presiden, Pak boleh peluk nggak Pak,” kata Made dengan secepat kilat memeluk Presiden Jokowi.
Paspampres yang berjaga di bagian belakang sebelah kanan pun mendekat ke belakang Presiden Jokowi.
Ia mencoba mengimbau Made.
Sementara pelaku UMK lainnya, justru merengek untuk dapat dipersilahkan memeluk Presiden Jokowi.
“Ini kesempatan sekali dalam seumur hidup saya, Pak,” ucap Made.
Baca juga: Berkontribusi 61 Persen untuk Ekonomi Nasional, Jokowi: Pemerintah Keliru Bila Tidak Urus UMKM
Setelah kejadian itu, Paspampres mendekatkan jarak untuk menjaga Presiden Jokowi.
Made pun bercerita, dirinya adalah pelaku UMK penerima UKR yang berusaha di bidang herbal.
Kisah usaha Made bermula dari ayahnya yang sakit dan meminta pengobatan herbal.
“Karena herbal itu mahal, saya coba untuk produksi sendiri, Pak. Nah, lama-lama berkembang-berkembang, omzet saya sampai Rp2 juta per hari,” ucap Made.
Made mengaku pada awal pandemi Covid-19 dirinya adalah tukang ojek online.
Kesulitan mencari order dan kisah ayahnya sakit, membuat Made mencoba usaha herbal.
“Karena niat untuk orangtua, akhirnya bisa berkembang seperti ini. Kesulitan saya yang sekarang ini adalah sertifikasi halal dan BPOM, karena persyarataran yang terlalu banyak dan sulit saya penuhi,” ujar Made.
“Seperti pendirian perusahaan dan sertifikasi halal untuk produk-produknya dan segala macamnya.”
Mendengar keluhan Made, Presiden Jokowi pun menugaskan jajarannya untuk membantu mengatasi persoalan yang dihadapi Made.
Made pun berterima kasih, sambil kemudian menyampaikan ingin memeluk kembali Presiden Jokowi.
“Cukup itu saja Pak, boleh peluk sekali lagi,” ucap Made sambil melangkahkan diri ke arah Presiden Jokowi.
Namun kali ini, langkah Made dicegah oleh Paspampres.
Komandan Grup A Paspampres, Kolonel Inf. Anan Nurakhman pun sampai berdiri dengan niat Made kembali memeluk Presiden Jokowi.
Kolonel Anan pun memberi kode Anggota Paspampres, dengan jari telunjuk.
Video tersebut bisa dilihat di Youtube Sekretariat Presiden.
Diprotes pedagang
Dalam dialog itu, Jokowi juga diprotes seorang pedagang sayur dari Ciracas, Jakarta Timur, Sulastri.
Jokowi awalnya bertanya kepada Sulastri soal kredit bank.
"Budeh sudah punya kredit di bank belum?" tanya Jokowi.
"Justru itu yang pengin saya laporkan, Pak Jokowi. Karena saya enggak punya KUR (kredit usaha rakyat), kenapa saya waktu ada Bantuan UKM (usaha kecil menengah), saya enggak dapat?" katanya.
Jokowi lalu tertawa mendengar keluhan Sulastri.
Para menteri yang juga hadir di acara tersebut, seperti Menteri BUMN Erick Thohir dan Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia juga tampak tak bisa menahan tawa mereka.
"Ayo kan KUR ditawarkan. KUR ditawarkan sama Bapak," sambung Sulastri.
"Ditawarkan bagaimana?" tanya Jokowi balik.
Sulastri menjawab bahwa KUR tersebut jangan jatuh ke tangan rentenir dan berbuah utang.
Jokowi membenarkan hal tersebut. Sulastri lalu bicara lagi.
"Tapi setelah KUR kemarin, pas pandemi ada bantuan UKM saya enggak dapat. Terhambat di KUR itu," jelas Sulastri.
Jokowi kembali tertawa melihat semangat Sulastri yang meminta penjelasannya.
Presiden lalu menjelaskan bahwa bantuan UKM memang tidak diberikan kepada semua pelaku UMKM.
Sehingga, menurutnya memang ada pelaku usaha kecil yang tidak mendapatkan bantuan itu.
"Sekarang gini, kalau yang bantuan itu memang dari 65 juta UMKM tadi, kita memang hanya yang kita bantu tidak semuanya, hanya 20 juta. Jadi ada yang tidak dapat," jelas Jokowi.
Tampak belum puas dengan jawaban kepala negara tersebut, Sulastri lalu bercerita bagaimana dirinya seorang janda tiga anak sejak 1997.
"Ayo Pak, masak enggak dapat bantuan?" tutur Sulastri.
"Wah ini sudah larinya ke sana. Rondo. Rondo tuh janda," ungkap Jokowi yang disambut tawa para hadirin.
Sulastri lantas bercerita bahwa anaknya mampu meraih beasiswa Bidikmisi meskipun ibunya seorang janda. Presiden Jokowi bertanya apakah Sulastri ingin mengajukan kredit di bank.
Dijawab Sulastri, dirinya sudah pernah mengajukan kredit dan sudah mampu melunasinya.
Sulastri berharap agar pengajuan kreditnya kali ini pun bisa segera dapat dilunasi. Bahkan, Sulastri sempat berkelakar soal pemerintah yang akan membantu melunasi tanggungan kreditnya itu.
"Rp25 (juta) dulu biar dilunasi. Tapi saya kan punya warung dua pak. Lha opo arep dilunasi? (apakah mau dibantu pemerintah pelunasannya?)," kata Sulastri.
Jokowi menjawab semua cerita Sulastri, mengatakan bahwa Sulastri punya semangat tinggi sebagai pelaku UMKM.
"Memang UMKM kita ini harus dalam keadaan apa pun ekonomi kita dalam keadaan apa pun harus semangatnya tetap semangat 45. Jangan sampai sedikit-sedikit mengeluh. Kalau tadi keluhannya bagus. Masalah kredit masalah enggak dapat bantuan," tambah kepala negara.
Konstribusi UMKM
Pada kesempatan itu, Presiden Jokowi mengatakan bahwa terdapat 65,4 juta UMKM di Indonesia berdasarkan data per 2021 lalu.
Kontribusi UMKM tersebut terhadap produk domestik bruto (PDB) Indonesia sangatlah besar mencapai 61 persen
Oleh karenanya kata Presiden, pemerintah keliru apabila tidak mengurus UMKM-UMKM tersebut.
“Oleh sebab itu kalu pemerintah tidak mengurus UMKM, keliru salah besar karena kontribusi ke ekonomi nasional 61 persen,” kata Presiden.
Tidak hanya itu, kontribusi UMKM juga sangat besar terhadap penyerapan tenaga kerja. 97 persen tenaga kerja terserap oleh UMKM.
“Bukan di perusahaan-perusahaan besar tapi perusahaan mikro kecil dan menengah,” kata Jokowi.
Oleh karena itu kata Presiden, pemerintah menaruh perhatian khusus pada UMKM. pemerintah menganggarkan Rp373 triliun untuk kredit usaha rakyat (KUR) tahun ini. Dari jumlah tersebut baru 49 persen yang terealisasi.
“Masih ada 185 triliun yang ada di bank segera ini bisa digunakan tapi sekali lagi kalau mau pinjam dikalkulasi dulu,” pungkasnya.