TRIBUNNEWS.COM - Letusan Gunung Krakatau pernah menggemparkan dunia karena abu vulkaniknya yang menutupi atmosfer hingga dua hari.
Gunung Krakatau meletus pada Minggu tanggal 26 Agustus 1883.
Langit pada hari itu berubah menjadi gelap dan petir menyambar-nyambar.
Pada saat itu, Kapal Charles Bal sedang berlayar di Selat Sunda, dekat Pulau Krakatau.
Suasana saat itu gelap dan suara gemuruh membuat suasana menjadi menakutkan.
Suara keras dan menakutkan terdengar dari arah Pulau Krakatau, dikutip dari laman resmi Badan Nasional Penanggulangan Bencana.
Baca juga: Gunung Anak Krakatau Erupsi Dua Kali pada Sabtu Tengah Malam
Siang itu terjadi hujan batu apung dalam ukuran besar dan panas.
Pada saat itu terdengar raungan keras di bumi yang terdengar hingga sejauh 4.800 kilometer.
Suara itu terdengar sampai Pulau Rodriguez, Mauridiu Samudra Hindia.
Sinar matahari tertutup kepulan abu dan terdengar suara gemuruh yang sangat menakutkan, dan orang-orang mengira dunia akan kiamat.
Saat itu, belum ada satelit yang dapat melihat keadaan bumi dari luar angkasa, sehingga manusia belum bisa mengetahui apa yang sebenarnya terjadi.
Gunung Krakatau termasuk gunung aktif hingga saat ini, karena cairan magma di dalamnya masih terus bergerak.
Pada tanggal 27 Agustus 1883, magma di dalam perut bumi di bawah gunung Krakatau bergerak aktif dan terdorong ke atas.
Baca juga: Erupsi Gunung Anak Krakatau, PVMBG Larang Adanya Aktivitas dalam Radius 5 km dari Kawah Aktif
Dampak Letusan Dahsyat Krakatau 1883