News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Profil Ashabul Kahfi, Kader PAN yang Ditunjuk Jadi Ketua Komisi VIII DPR RI Pengganti Yandri Susanto

Penulis: Adi Suhendi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ketua DPW PAN Sulsel Ashabul Kahfi Djamal ditunjuk jadi Ketua Komisi VIII DPR RI. Berikut profil singkatnya.

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ashabul Kahfi ditunjuk Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN) menjadi Ketua Komisi VIII DPR RI menggantikan Yandri Susanto.

Diketahui, Yandri Sudanto kini menjabat sebagai Wakil Ketua MPR RI menggantikan Zulkifli Hasan yang kini menjabat Menteri Perdagangan.

Ketua Fraksi PAN DPR RI Saleh Partaonan Daulay mengatakan keputusan penunjukkan Ashabul Kahfi sebagai Ketua Komisi VIII DPR RI sudah dikonsultasikan dengan DPP PAN.

Pelantikan Ashabul Kahfi sebagai Ketua Komisi VIII DPR direncanakan akan digelar begitu masa sidang nanti dibuka.

"Ini kan masih reses. Selain menunggu timwas haji komisi VIII yang sedang bertugas di Saudi, juga menunggu masa sidang lagi. Diharapkan, Komisi VIII akan semakin baik dalam mengawal kegiatan dan program pemerintah," kata Saleh kepada wartawan, Rabu (20/7/2022).

Baca juga: PAN Tunjuk Ashabul Kahfi Jadi Ketua Komisi VIII DPR Gantikan Yandri Susanto

Komisi VIII DPR RI mempunyai ruang lingkup tugas di bidang agama, sosial, kebencanaan, dan pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak.

Mitra kerja Komisi VIII DPR RI di antaranya Kementerian Agama, Kementerian Sosial, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Badan Nasional Penanggulangan Bencana, Badan Amil Zakat Nasional, Badan Wakaf Indonesia, Komisi Perlindungan Anak Indonesia, dan Badan Pengelola Keuangan Haji.

Profil Ashabul Kahfi

Ashabul Kahfi adalah politikus senior PAN.

Sebelum menjadi anggota DPR RI, Ashabul Kahfi sudah pernah tiga periode menjadi pimpinan DPRD di Sulawesi Selatan.

Ashabul Kahfi juga tercatat sudah empat periode menjabat sebagai ketua DPW di Sulsel.

"Kalau pengalaman mengurus partai, ya sudah sangat cukup. Meski tegas dan sigap, beliau ini orangnya sabar. Enak diajak bicara dan diskusi," kata Saleh Daulay kepada wartawan, Rabu (20/7/2022).

Baca juga: Respons PAN soal Zulkifli Hasan Dilaporkan ke Bawaslu setelah Bagikan Migor dan Kampanye Anaknya

Selain itu, Kahfi dikenal sebagai aktivis sejak masih mahasiswa.

Dia adalah kader Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM).

Pengalamannya sebagai pengurus organisasi masyarakat tentu tidak diragukan lagi.

"Pak Kahfi itu adalah kader Muhammadiyah. Almarhum ayahnya adalah Kiai Muhammadiyah yang sangat disegani. Kalau di Sulsel, insya Allah sudah sangat terkenal," ujarnya.

"Ketua Umum, bang Zulkifli Hasan, merasa bahwa Kahfi sangat tepat. Selain karena dari unsur Muhammadiyah, juga mengakomodir kader dari Indonesia Timur. Jadi, semua dapat. Termasuk pemerataan dan distribusi kader di AKD DPR RI," ujarnya.

Baca juga: Zulhas Dilaporkan ke Bawaslu soal Dugaan Kampanye Anaknya saat Bagi Migor, PAN: Salah Sasaran

Dilansir dari Tribuntimur.com, Ashabul Kahfi, maju dalam Pemilihan legislatif (Pileg) 2019 untuk kursi DPR RI.

Kahfi maju di Daerah pemilihan (Dapil) Sulawesi Selatan I.

Dapil I, meliputi Kota Makassar, Kabupaten Gowa, Takalar, Jeneponto, Bantaeng, dan Kepulauan Selayar. Kahfi mendapat nomor urut 1 di partai besutan Zulkifli Hasan.

Dalam wawancaranya dengan tribuntimur.com, Kahfi mengaku mulai terjun ke dunia politik tahun 2004.

Di tahun yang sama, dia mencoba mencalonkan diri sebagai calon anggota DPRD Sulsel dan terpilih.

Pada pemilihan berikutnya, 2009 dan 2014, Kahfi masih diberikan amanah hingga 2019 sebagai anggota legislatif.

Baca juga: PAN Sebut Kecil Kemungkinan Ada Partai Lain Gabung Koalisi Indonesia Bersatu

"Selama hampir kurang lebih 15 tahun saya mengabdi untuk memperjuangkan aspirasi rakyat melalui DPRD Sulsel," kata Kahfi.

Kahfi lalu menjelaskan alasannya mengapa maju bertarung di Dapil Sulawesi Selatan I.

"Saya merasakan masih ada perjuangan aspirasi rakyat yang belum sampai untuk kesejahteraan masyarakat dan harus diperjuangkan melalui di Senayan (DPR-RI)," ujar Kahfi.

Dilansir kahfipan.wordpress.co, Ashabul Kahfi lahir di Butta Toa, Kabupaten Bantaeng, Sulawesi Selatan, 13 Maret 1961.

Ia menamatkan pendidikan menengahnya di Madrasah Mu’allimin Muhammadiyah, Yogyakarta.

Setelah cukup mengenyam pendidikan di kota gudeg, Yogyakarta, ia melanjutkan pendidikan sarjananya di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Alauddin Makassar dan tamat tahun 1985.

Kemudian pascasarjana IAIN Alauddin tahun 1995.

Selepas kuliah, ia mengabdikan diri menjadi dosen di Almamaternya, IAIN dan Universitas Muhammadiyah Makassar.
Tercatat ia pernah menjadi dekan fakultas agama Islam di Universitas Muhammadiyah Makassar.

Sejak masih belia, Ashabul Kahfi sudah terlibat berorganisasi di Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) dan menjadi Ketua IPM Cabang Tamalate (1981), Ketua Lembaga Dakwah HMI Cabang Makassar (1982-1984), dan Ketua Koordinator Komisariat IMM IAIN Alauddin (1984-1986).

Di samping terlibat dalam organisasi ekstra kampus, Kahfi juga terlibat di organisasi internal kampus dengan menjadi Ketua BKPM IAIN Alauddin (1984-1986).

Terakhir ia diamanatkan sebagai Sekretaris Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sulawesi Selatan (2000-2003) sebelum akhirnya meminta izin karena keterlibatannya dalam pencalonan anggota legislatif di pemilu 2004.

Karir Politik

Karir politiknya dimulai dari keterlibatannya dalam deklarasi Partai Amanat Nasional (PAN) Sulawesi Selatan diawal-awal PAN berdiri.

Kemudian menjadi carateker gerakan muda PAN.

Ia pun menjadi Ketua Dewan Pimpinan Wilayah Partai Amanat Nasional Sulawesi Selatan (2005-2010).

Di samping sebagai Ketua PAN, ia tercatat menjadi salah satu Wakil Ketua DPRD Provinsi Sulawesi Selatan masa bakti (2004-2009).

Periode 2009-2014, kini ia kembali dipercaya menjadi salah satu pimpinan di DPRD Sulawesi Selatan. (Tribunnews.com/ Tribuntimur.com/ Chaerul Umam/ Abdul Azis)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini