TRIBUNNEWS.COM - Penipuan lowongan kerja (loker) masih marak terjadi. Di era digital ini, masih ada pihak-pihak yang memanfaatkan kemajuan teknologi untuk menyebarkan lowongan kerja palsu dengan mengatasnamakan perusahaan-perusahan ternama. Kedok yang mereka hadirkan pun cukup meyakinkan dan sering kali sukses mengecoh para pencari kerja atau job seekers.
Persaingan dalam mencari kerja yang semakin kompetitif di masa pandemi ini memang terkadang membuat para pencari kerja rentan tertipu dengan lowongan kerja palsu yang tersebar di internet. Hal tersebut tak hanya dialami oleh para fresh graduate, namun juga mereka yang sudah berpengalaman.
Jika kamu adalah seorang pencari kerja, jangan sampai kamu terjebak dengan penipuan lowongan kerja! Apalagi yang mengatasnamakan perusahaan-perusahaan ternama. Meski sekilas terlihat menggiurkan, akan ada banyak kerugian yang kamu alami akibat lowongan kerja palsu, mulai dari penyebarluasan informasi pribadi hingga pemungutan biaya.
Agar terhindar dari penipuan lowongan kerja, ketahui enam ciri-ciri lowongan kerja palsu di bawah ini
Enam ciri-ciri lowongan kerja palsu
1. Sumber informasi tidak resmi
Ciri pertama dari penipuan lowongan kerja adalah sumber informasi yang tidak berasal dari platform atau kontak resmi perusahaan terkait. Umumnya, pihak yang menyebarkan loker palsu menggunakan email dan situs domain gratisan seperti gmail atau yahoo dan weebly atau webs.
Sebuah perusahaan ternama pasti sudah memiliki platform atau kontak tersendiri dalam melakukan perekrutan, namun pencari kerja terkadang terkecoh dengan loker palsu karena penipu mempergunakan domain yang sangat mirip dengan situs resmi perusahaan.
Selain menggunakan domain palsu, info penipuan loker kadang disisipkan dengan tautan mencurigakan yang merupakan modus phising atau pencurian data pribadi. Jadi, hati-hati ya!
2. Proses dan persyaratan terlalu mudah
Loker palsu pasti menghadirkan proses serta persyaratan yang kelewat mudah. Contohnya, pendidikan minimal SMA/SMK, menerima lulusan dari jurusan apapun, dan siap bekerja secepatnya.
Padahal, persaingan pencarian kerja yang makin ketat juga tidak terlepas dari kebutuhan karyawan yang kompeten dan ahli, terutama di perusahaan-perusahaan yang sudah memiliki nama.
Nah, proses dan persyaratan untuk masuk ke perusahaan-perusahaan tersebut pastinya akan cukup panjang, mulai dari tes, psikotes, hingga wawancara dengan berbagai pihak. Karenanya, jangan terkecoh dengan loker yang menawarkan persyaratan yang terlalu mudah!
3. Perekrut menuntut respons secepatnya
Perekrut palsu juga akan menuntut respons yang cepat dari kandidat, misalnya meminta melakukan wawancara dengan segera. Untuk mendapatkan respons yang cepat, para penipu juga akan menghubungi pencari kerja lewat SMS, WhatsApp, dan bahkan langsung menelepon.
Hal ini tentu patut dicurigai, karena seperti yang sudah disebutkan di atas, lowongan kerja resmi, terutama dari perusahaan ternama pasti akan memiliki prosedur tersendiri serta melalui proses yang cukup panjang.
Maka itu, jika kamu menerima panggilan untuk tes atau wawancara kerja dengan segera, jangan buru-buru merespons dan cek dulu validasi kontak perusahaan tersebut.
4. Menawarkan gaji dengan nominal yang wah
Siapa sih yang tidak ingin bekerja di perusahaan papan atas dengan gaji yang wah? Hal ini juga jadi salah satu modus yang ditawarkan lewat penipuan lowongan kerja.
Loker palsu yang tersebar di internet tak jarang mengatasnamakan perusahaan ternama dengan menawarkan gaji dengan nominal yang tinggi untuk posisi fresh graduate atau entry-level.
Mungkin saja kamu akan merasa langsung bersemangat saat menemukan lowongan kerja seperti itu. Namun, jangan sampai tertipu, bisa saja itu adalah loker palsu! Terlebih, nominal gaji seharusnya baru akan diungkapkan setelah kandidat melalui proses wawancara dengan perusahaan.
5. Meminta akses informasi pribadi
Ciri lain dari penipuan loker adalah meminta akses data atau informasi pribadi. Data yang dimaksud di sini bukan cuma informasi umum seperti nama, alamat, atau pengalaman kerja saja lho, namun informasi mendetail seperti data keluarga, nomor NPWP, hingga fotokopi KTP.
Untuk loker di perusahaan besar, memang terkadang kamu akan diharuskan untuk melampirkan data pribadi yang rinci, namun pastinya hal tersebut dilakukan dengan menggunakan platform resmi dari perusahaan.
Jenis penipuan ini perlu benar-benar diwaspadai. Pasalnya, bukan hanya kamu tertipu dengan loker palsu, namun data pribadi kamu dapat disebarkan dan disalahgunakan oleh oknum yang tak bertanggung jawab ke depannya.
6. Memungut biaya
Terakhir, penipuan lowongan kerja akan melakukan pemungutan biaya pada kandidat. Umumnya hal ini dilakukan dengan dalih untuk biaya pelatihan, fasilitas, biaya administrasi perusahaan, dan sebagainya.
Kemudian, penipuan loker ini juga akan memberikan iming-iming bisa langsung diterima untuk bekerja asal membayar terlebih dahulu.
Hal ini tidak mungkin dilakukan oleh perusahaan besar, karena proses rekrutmen seharusnya dilakukan secara gratis. Karenanya jika kamu menemukan loker yang mengatasnamakan perusahaan papan atas dengan merekrut biaya, loker tersebut sudah pasti palsu!
Hati-hati dengan penipuan loker yang mengatasnamakan Tokopedia!
Penipuan lowongan kerja yang tersebar di internet pun telah beberapa kali mencatut nama perusahaan teknologi dengan marketplace terbesar di Indonesia, Tokopedia. Head of Recruitment Tokopedia, Lita Rosalia, menyampaikan beberapa tips agar terhindar dari penipuan lowongan pekerjaan, khususnya yang mengatasnamakan Tokopedia.
Lita menyebut bahwa saat menemukan loker atau menerima tawaran pekerjaan yang mengatasnamakan Tokopedia, pencari kerja perlu memerhatikan alamat pengirim email dan pastikan lowongan untuk posisi tersebut terdapat di Kanal Resmi Tokopedia, seperti website https://www.tokopedia.com/careers/, Instagram @InsideTokopedia atau LinkedIn Tokopedia (https://id.linkedin.com/company/pt--tokopedia).
“Tokopedia hanya akan mengirimkan email dari domain @tokopedia.com. Harap waspada apabila menerima email dari domain lain, seperti @tokopedia.co.id, @gmail.com dan lain-lain karena itu pasti bukan dari Tokopedia,” tegas Lita.
Lita menambahkan, saat menerima pesan dari perekrut, baik melalui email, SMS, WhatsApp atau kanal lainnya, berhati-hati lah terhadap link penipuan atau phising.
“Jangan asal klik link yang diterima melalui pesan dari perekrut yang mengatasnamakan Tokopedia. Pastikan dahulu perekrut adalah betul dari pihak Tokopedia,” jelas Lita.
Selain itu, kamu juga harus waspada jika loker tersebut melakukan pungutan biaya, karena Tokopedia tidak pernah memungut biaya apapun selama proses rekrutmen. “Hati-hati jika ada pihak yang mengatasnamakan Tokopedia dan meminta biaya saat proses perekrutan. Proses rekrutmen di Tokopedia 100 persen gratis,” kata Lita.
Terlebih lagi, Tokopedia tidak pernah mencantumkan nominal gaji saat menawarkan pekerjaan, apalagi lewat pesan singkat, karena penawaran gaji akan dilakukan lewat email resmi.
“Penawaran gaji hanya akan disampaikan saat kandidat lulus dari berbagai tahapan seleksi. Surat penawaran juga akan diberikan lewat email resmi dengan domain @tokopedia.com,” tambah Lita.
Untuk menghindari penipuan, cermati hal-hal di atas saat menemui lowongan pekerjaan dan hendak melamar di Tokopedia ya!
Apabila kamu melihat atau menerima penawaran kerja yang mengatasnamakan Tokopedia namun mencurigakan, kamu dapat melaporkan melalui people.services@tokopedia.com.