News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Penembakan di Semarang

5 Fakta Terbaru tentang Kopda Muslimin, Diduga Tewas Bukan Karena Racun hingga Sempat Bertobat

Editor: Hasanudin Aco
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kopda M, Anggota TNI bersama istrinya yang jadi korban penembakan. Kopda M tewas di kampung halamannya setelah melarikan diri.

TRIBUNNEWS.COM, SEMARANG - Anggota TNI Kopral Dua atau Kopda Muslimin tewas setelah menenggak racun pada Kamis (28/7/2022).

Dia ditemukan tewas di rumah orang tuanya di Kelurahan Trompo, Kendal, Jawa Tengah.

Kopda Muslimin adalah dalang di balik penembakan istrinya Rini Wulandari di depan rumahnya di Semarang, Senin (18/7/2022) lalu.

Kopda Muslimin sempat dinyatakan buron setelah peristiwa penembakan tersebut.

Namun kini dia ditemukan dalam keadaan tak bernyawa lagi.

Komandan Pomdam IV Diponegoro, Kolonel CPM Rinoso Budi, menjelaskan Kopda Muslimin diduga meninggal karena keracunan.

Baca juga: Selingkuhan Awalnya Tak Tahu jika Kopda Muslimin Telah Beristri, Kerap Dijemput dan Bertemu di Kos

Sebab hasil autopsi jenazah Kopda Muslimin tidak ditemukan luka akibat kekerasan fisik baik benda tajam maupun tumpul.

Berikut informasi terkini mengenai Kopda Muslimin sebelum menghembuskan nafas terakhir:

Dikenal anak baik oleh tetangga

Sunariyah, tetangga orangtua dari Kopda Muslimin di Kelurahan Trompo RT 2 RW 1, Kecamatan Kota Kendal, bercerita tentang masa kecil Kopda Muslimin.

Menurut dia, Kopda Muslimin dulu dikenal anak yang baik.

"Orangnya bagus (baik), orangtuanya juga baik," kata Sunariyah, Kamis (28/7/2022) dikutip dari Tribun Jateng.

Ia juga menyebut orangtua Kopda Muslimin juga sosok yang baik hati. Mereka sering membantu tetangga yang membutuhkan bantuan.

"Orangtuanya berprofesi petani dan pedagang, punya toko kelontong," lanjut Sunariyah.

Ia terkejut saat mendengar Kopda Muslimn meninggal dunia di kediaman orangtuanya.

Apalagi, banyak polisi yang kemudian datang ke sana. Selanjutnya membawa jenazah Kopda Muslimin untuk diautopsi.

Warga setempat sama sekali tak tahu Kopda Muslimin datang ke kediaman orangtuanya. 

"Sama sekali saya tidak tahu kalau Muslimin pulang ke Kendal. Karena memang sudah lama enggak lihat dia pulang ke Kendal," kata Sumar, tetangga orangtua dari Kopda Muslimin lainnya.

Sumar juga tak tahu kalau Kopda Muslimin meninggal di rumah orangtuanya. Termasuk kasus yang menjerat almarhum.

Menurut dia, Kopda Muslimin jarang pulang ke Kendal. Kalaupun pulang, biasanya memang hanya momen tertentu. Misalnya hajatan.

"Istrinya juga pernah diajak ke Kendal tapi memang jarang," lanjut Sumar.'

Tobat dan minta maaf

Kopda Muslimin memilih tidak mendengarkan nasihat orangtuanya agar menyerahkan diri ke aparat.

Keterangan tersebut disampaikan Kapolda Jawa Tengah Irjen Pol Ahmad Luthfi, Kamis (28/7/2022).

Kata Kapolda, Kopda Muslimin pergi ke rumah orangtuanya di di Kendal untuk meminta maaf usai penembakan istrinya di Semarang.

"Kopda M pulang untuk meminta maaf ke orangtua. Dan ini disyukuri oleh orangtuanya," ujarnya.

Orangtua Kopda M, kata Irjen Luthfi, juga menyarankan anaknya menyerahkan diri.

"Tapi sekitar pukul 05.30 muntah dan Kopda M meninggal pukul 07.00," ujarnya.

Muntah-muntah

Kapendam IV/Diponegoro Letkol Inf Bambang Hermanto menerangkan berdasarkan
laporan kronologis yang didapat dari Dandim 0715/Kendal, Kopda Muslimin datang ke
rumah orang tuanya pukul 05.30 WIB menggunakan motor Mio J AA2703NC.

Kopda Muslimin mengetuk pintu dan dibukakan oleh bapak kandungnya bernama Mustakim. Kopda Muslimin masuk ke kamar belakang menemui kedua orang tuanya.

"Saat itu Kopda Muslimin dalam keadaan muntah-muntah dan kemudian Kopda Muslimin berbaring di tempat tidur," jelasnya.

Komandan Pomdam (Danpomdam) IV/Diponegoro Kolonel CPM Rinoso Rudi menyebut
Kopda Muslimin tewas usai menenggak racun.

Hal tersebut diketahui dari hasil proses autopsi.

Kolonel Rinoso menjelaskan kematian diperkirakan 6 hingga 12 jam sebelum pemeriksaan dilakukan terhadap jenazah, yakni pukul 13.00 WIB. 

Orang Tua Bantah Tenggak Racun

Namun orangtua Kopda Muslimin meyakini anaknya meninggal bukan karena bunuh diri.

Mustakim, ayah Kopda Muslimin mengatakan anaknya meninggal karena capek.

Keterangan tersebut disampaikan Wakil Bupati Kendal, Windu Suko Basuki usai melayat ke rumah orangtua Kopda Muslimin, di Gang Ademayem RT 02 RW 01, Kelurahan Trompo, Kamis (28/7/2022).

Basuki mengatakan, dirinya sempat berbicara cukup panjang dengan Mustakim.

Berdasarkan keterangan si ayah, Kopda Muslim datang ke rumah pukul 05.30 WIB.

Di hadapan orangtuanya, Muslimin mengaku khilaf atas perbuatannya dan sempat meminta maaf.

“Waktu itu, kata Mustakim, dirinya memaafkan semua kesalahan anaknya. Mustakim juga meminta kepada almarhum untuk menyerahkan diri,” tambah Basuki.

Setelah itu, jelas Basuki, almarhum masuk ke kamar. Ia muntah-muntah dan kemudian diketahui meninggal dunia.

Keluarga mengatakan, meninggalnya almarhum karena capek, dan tidak bunuh diri.

Tapi dari pihak keluarga, kata Basuki, menyerahkan sepenuhnya kepada pihak berwajib, dan menunggu hasil otopsi.

Sempat Tipu Mertua

Kelakuan Kopda Muslimin semakin membuat publik geram saat Polda Jateng mengungkap uang Rp 120 juta untuk membayar eksekutor ternyata hasil menipu mertuanya.

Ia menipu mertuanya dengan meminta sejumlah uang dengan alasan pengobatan istri yang tertembak.

Kini terungkap alasan itu hanya kedok belaka karena ternyata justru untuk membayar penembak istrinya.

Tak cukup di situ, ia juga meminta tambahan uang kepada mertuanya sebesar Rp 90 juta.

Seperti diketahui Kopda Muslimin membayar empat pelaku eksekusi penembakan dengan uang Rp 120 Juta sebagai bayaran membunuh istrinya sendiri.

Kapolda Jawa Tengah Irjen Ahmad Luthfi, di Mapolda Jateng mengatakan saat korban R dibawa ke rumah sakit, Kopda Muslimin masih menemani.

Tak berselang lama, Kopda Muslimin melakukan transaksi dengan para eksekutor.

"Ada uang Rp 120 juta untuk kompensasi kepada para pelaku," kata dia.

Fakta yang mengejutkan lainnya, ternyata uang yang diberikan kepada para penembak diduga berasal dari mertua Kopda Muslimin yang seharusnya dibayarkan untuk biaya rumah sakit istrinya.

"Jadi salah satu pegawai di rumah Kopda Muslimin ini ditelepon untuk meminta uang kepada ibu mertuanya guna biaya rumah sakit," kata Kapolrestabes Semarang Kombes Pol Irwan Anwar, Rabu (27/7/2022).

Kopda Muslimin memerintahkan pegawai di rumahnya untuk mengambil uang Rp 120 juta dari ibu mertua dengan alasan untuk pengobatan istri.

Kemudian Kopda Muslimin kembali memerintahkan untuk meminta tambahan Rp 90 juta dengan alasan tambahan biaya rumah sakit yang kurang.

"Ternyata Rp120 juta itu diberikan kepada para pelaku penembakan, sedangkan Rp90 juta digunakan untuk melarikan diri," katanya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini