Laporan Wartawan Tribunnews.com, Chaerul Umam
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota DPR RI fraksi Partai Gerindra Ramson Siagian, meraih gelar Doktor Hubungan Internasional, dalam Sidang Promosi Doktor di Universitas Padjadjaran (Unpad), Bandung, Jawa Barat Senin (1/8/2022).
Ramson dinyatakan lulus dengan predikat cum laude, setelah berhasil mempertahankan disertasi berjudul 'Sekurititasi Energi Primer Batu Bara dan Gas Bumi untuk Pemenuhan Listrik di Indonesia: Studi Tentang Keamanan Energi Indonesia'.
Dalam disertasinya, Ramson menjelaskan, konsep keamanan dalam studi hubungan internasional mengalami perkembangan yang cukup menarik, seiring dengan perubahan kondisi hubungan internasional.
Konsep keamanan tradisional yang berkembang cukup lama sejak hubungan internasional sebagai sebuah studi yang berdiri sendiri, hingga berakhirnya perang dingin yang menempatkan negara sebagai referent object utama dari konsep keamanan tersebut.
Baca juga: Raih Predikat Cumlaude, Jenderal Dudung Lulus Promosi Gelar Doktor Ilmu Ekonomi
"Yaitu dengan melihat ancaman terhadap keberlangsungan atau eksistensi sebuah negara berdaulat sebagai sumber ancaman atau ketakutan yang harus dihilangkan," kata Ramson.
Ramson juga menyebut, hasil penelitiannya menemukan bahwa energi vital ketenagalistrikan Indonesia sangat mengandalkan pada batubara dan gas bumi sebagai sumber energi primer utama, paling tidak hingga 2056, batubara dan gas bumi masih dibutuhkan.
Namun keamanan energi primer batubara dan gas bumi di Indonesia dapat dikatakan relatif rentan.
Adapun secara teoritis, penelitian ini melihat bahwa penggunaan pendekatan 4 A (Afailability, Accessibility, Affardability, dan Acceptability) sebagai model asesmen tingkat keamanan energy sebuah negara hanya melihat pada aspek keamanan suplai energy semata.
"Dengan menggunakan pendekatan sekuritisasi dari Coppenhagen School, telah memberikan makna terhadap keamanan energy untuk memahami siapa dan bentuk apa yang tidak terbatas pada keamanan suplai semata sebagai ancaman esensial dalam keamanan energy terhadap sebuah negara," ujarnya.
Baca juga: Dubes RI untuk Tunisia Bangga Mahasiswa Indonesia Raih Cumlaude
Lebih lanjut, hasil penelitian ini mengembangkan teori securitization bahwa ancaman terhadap keamanan energi tidak hanya berupa existential threat, namun dapat juga berupa periodically threat yang terjadi secara berulang dan dalam jangka waktu tertntu dihadapi referent object dalam proses sekuritisasi.
Ramson mengatakan, dalam penelitian ini, ancaman yang terjadi secara berulang ini terlihat dari kenaikan harga batubara dalam pasar energy global.
"Sifat ancaman yang cenderung berulang ini perlu dikaji dengan mengembangkan riset ya ng berbasis kuantitatif atau menggunakan permodelan matematis, sehingga dapat menghasilan perencanaan dan scenario kebijakan keamanan energi yang lebih presisi dari reliable," ujarnya.
Sebagai bagian akhir dari penelitian ini, untuk menjamin kepentingan ekonomi dan keamanan nasional Indonesia di masa depan, perlu dilakukan upauya oleh pemerintah untuk menjamin ketersediaan energy primer batubara dan gas bumi paling tidak hingga tahun 2056.
"Berdasarkan penelitian ini, pemerinth Indonesia perlu tetap mempertahankan kebijakan domestic market obligation dalam (DMO) sebagai satu kesatuan dengan dominstic price obligation (DPO) bagi energi primer batubara dan gas bumi sehingga kaemanan ketersesiaan dan keterjangkauannya dapat terus dipertahankan," tandasnya.