TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Badan Anggaran (Banggar) DPR RI, MH Said Abdullah sangat mengapresiasi capaian pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II 2022 di level 5,44 (year on year/yoy) atau tahun ke tahun sehingga selama 1 semester ditahun 2022 ini pertumbuhan ekonomi akumulatif mencapai 5,23 persen.
"Terlihat sektor industri mulai bangkit paska pandemi yang tumbuh 4 persen (yoy). Naiknya berbagai harga komoditas juga mendorong pertumbuhan sektor pertambangan yang tumbuh 4 persen (yoy)," ujar Said Abdullah kepada pers, Sabtu (6/8/2022).
Dia mengatakan capaian fantastis terjadi pada sektor transportasi dan pergudangan yang tumbuh 21,27 persen (yoy).
Baca juga: Ekonom Indef: Kenaikan Konsumsi Masyarakat di Kuartal II Tertolong Momen Ramadan dan Idul Fitri
"Padahal sektor ini terimbas saat pandemi tahun 2020. Sektor perdagangan, hotel, restoran, listrik dan gas semuanya tumbuh fantastis hingga 9 persenan (yoy)," ujarnya.
Menurut dia, sektor sektor ini kembali bergerak kembali karena keberhasilan kita mengendalikan pandemi covid-19. Sehingga mobilitas masyarakat pulih seperti sebelum pandemi.
"Tekanan eksternal yang sejak Perang Ukraina dan Rusia pecah pada akhir Februari 2022 terlihat masih terkelola dan termitigasi dengan baik oleh pemerintah," ujarnya.
Meskipun sedikit ada kenaikan inflasi, menurut Said Abdullah, namun masih terkendali yakni dilevel 4,4 persen.
"Posisi kita tidak separah negara negara Eropa, Amerika Serikat, beberapa negara Timur Tengah dan Asia Timur," ujarnya.
Baca juga: Menkeu Sri Mulyani Lapor Banggar DPR, Kompensasi BBM dan Listrik Capai Rp 104 Triliun
Ditegaskan bahwa iInflasi dan pandemi yang sama sama terkendali membuat tingkat permintaan yang bertumpu pada konsumsi domestik, yakni pada rumah tangga tumbuh sangat baik di level 5,5 persen (yoy).
Investasi juga menunjukan prestasi yang menggembirakan ditengah kencenderungan investor memlih jalan konservatif, menempatkan investasi mereka di asset haven.
Pertumbuhan konsumsi barang modal mencapai 3,07 persen (yoy). Selain itu kenaikan harga komoditas ekspor telah mendorong permintaan keluar lebih baik. Ekspor kita tumbuh 19,74 persen (yoy).
Konsumsi rumah tangga, investasi dan ekspor yang tumbuh sangat baik telah menjadi lokomotif permintaan (demand) ke berbagai lapangan usaha.
Menurut dia capaian pertumbuhan ekonomi pada Kuartal II 2022 ini modal sangat baik menghadapi situasi kedepan yang tampaknya masih akan menghadapi tingginya harga komoditas.
Baca juga: Banggar DPR RI Apresiasi Pertamina Atas Kesediaan Berbagi Beban
Oleh karena, Said Abdullah berharap ada beberapa hal yang perlu terus menjadi fokus perhatian kita ke depan: