1. Mengupayakan semaksimal mungkin inflasi dan pandemi covid-19 terkendali. Memang harganya tidak murah, ongkos APBN 2022 sangat besar untuk menjaga daya beli rumah tangga, khususnya pada sektor makanan, dan transportasi sebagai core inflasi. Namun sejak awal APBN kita rancang sebagai shock absorber menghadapi tekanan eksternal, dan ancaman laten pandemi.
2. Tren kenaikan suku bunga acuan atas kebijakan The Fed terus mendorong suku bunganya berimplikasi kenaikan suku bunga surat utang kita. Cost of fund akan semakin mahal. Keadaan ini bila terus berlanjut akan terus mengoreksi fiskal kita karena beban pembayaran bunga utang akan terus naik, pararel dengan tingginya subsidi dan kompensasi energi. Pemerintah agar waspada dan membuat pembaharuan kalkukasi pada APBN 2022 bila gejala kenaikan suku bunga dan harga energi terus berlanjut.
3. Sebagai negara importir minyak bumi, kita memiliki kerentanan atas tren kenaikan harga minyak bumi. Pemerintah perlu terus mengambil langkah penting untuk pengadaan impor minyak bumi. Sumber dan mekanisme pengadaan harus diawasi betul oleh aparat penegak hukum. Jangan sampai momentum ini menjadi alat perburuan rente.
4. Pemerintah perlu terus memastikan pelaksanaan dilapangan terkait pelaksanaan subsidi BBM, listrik dan LPG. Langkah langkah penyempurnaan kebijakan subsidi energi perlu terus diperbaiki tanpa menunda nunda waktu ditengah kemendesakkan agar subidi tepat waktu dan sasaran.
5. Meminta para kepala daerah dan seluruh tim pengendali inflasi daerah terus waspada. Giatkan operasi pasar di daerahnya masing masing. Kabijakan ini untuk mengantisipasi berbagai praktik curang berupa penimbunan berbagai barang komoditas yang menjadi hajat hidup orang banyak.
6. Gejala kenaikan angka covid-19 tampak dibeberapa wilayah, khususnya DKI Jakarta. Pemerintah memberlakukan kebijakan PPKM level 1 disemua daerah. Langkah kewaspadaan tinggi oleh Satgas Covid-19 perlu terus dilakukan. Kita punya tantangan kemungkinan semakin abainya warga atas serangan virus korona karena telah merasa mendapatkan suntikan vaksin booster. Kenaikan covid19 disaat yang sama kita menghadapi tekanan eksternal akan membuat APBN kita lebih beresiko
Said Abdullah yakin dengan kedisiplinan semua pihak, khususnya pemerintah dalam menjaga disiplin keuangan sebagaimana rencana anggaran yang tertuang pada APBN 2022 yang dijabarkan lebih lanjut melalui Perpres No 98 tahun 2022 kita dapat menerukan prestasi pertumbuhan ekonomi hingga akhir tahun mencapai level 5 persenan.