Akhirnya, Fahmi Alamsyah pun mengaku mengetahui kronologis penembakan Brigadir J tak lama sesudah kejadian atau pada Jumat 8 Juli 2022 malam.
"Beliau tidak merespons sampai informasinya kemudian makin banyak tentang hal itu."
"Nah barulah setelah berkali-kali ditanyakan, beliau memberikan penjelasan bahwa benar beliau mengetahui informasi itu sejak Jumat malam."
"Beliau kemudian diminta untuk menyusun draf pers rilis dan seterusnya," ungkap Chairul Huda.
Dijelaskan Chairul Huda, Fahmi Alamsyah mengaku mendapatkan kronologis penembakan terhadap Brigadir J dari Irjen Ferdy Sambo.
Ia mengaku tidak mengetahui peristiwa tersebut yang sebenarnya.
"Beliau merespons lagi yang intinya, apa yang disampaikan itu kurang lebih sama dengan apa yang dijelaskan Pak Sambo kepada dia," jelasnya.
4. Fahmi Alamsyah Sempat Yakinkan Para Staf Ahli Kapolri Lainnya
Chairul Huda juga mengatakan, Fahmi Alamsyah sempat berusaha meyakinkan para penasihat Kapolri lainnya, kematian Brigadir J merupakan kasus baku tembak.
"Beliau menyampaikan sejumlah informasi yang boleh jadi menggiring kita untuk memahami kasus kita seperti yang dia tulis dalam draf rilis itu."
"Nah itulah yang tidak etisnya ituloh," kata Chairul.
Chairul menjelaskan, Fahmi Alamsyah selalu mengirimkan cuplikan analisis hingga link pemberitaan kepada para penasihat ahli Kapolri.
Isinya, gambaran yang memperkuat bahwa kasus kematian Brigadir J merupakan kasus baku tembak.
"Dia menyampaikan sejumlah informasi yang memperkuat cerita tentang kejadian tersebut seperti apa yang tergambar dari kronologis itu. Bisa link berita maupun cuplikan analisis segala macam kan gitu," jelasnya.