Laporan wartawan tribunnews.com, Danang Triatmojo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Partai Buruh tegas menolak rencana kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM).
Menurut Presiden Partai Buruh, Said Iqbal mengatakan kenaikan harga BBM bisa berdampak pada peningkatan inflasi.
Kenaikan inflasi tersebut kata Said Iqbal diperkirakan tembus ke angka 6,5 persen dari posisi saat ini sebesar 4,9 persen.
"Kenaikan harga bbm akan mengakibatkan inflasi yang meningkat tajam. Dari beberapa sumber, diperkirakan kenaikan harga bbm yang direncanakan berkisar Rp10 ribu per liter untuk pertalite dari harga sebelumnya Rp7.650 per liter, akan mengakibatkan inflasi tembus di angka 6,5 persen," kata Said Iqbal dalam konferensi pers secara daring, Selasa (23/8/2022).
Baca juga: Demokrat Tolak Kenaikan Harga BBM: Timbulkan Masalah Besar Bagi Rakyat
Adapun imbas dari naiknya inflasi tersebut adalah kemampuan daya beli masyarakat yang menjadi terpukul.
Kenaikan harga bbm jenis pertalite yang banyak dikonsumsi masyarakat menengah bawah dinilai membuat kemampuan daya beli kaum buruh maupun kelas pekerja lainnya turun hingga 50 persen.
Baca juga: Rencana Kenaikan Harga BBM Bersubsidi, Menko Perekonomian Laporkan Skema Alternatif kepada Jokowi
"Dan sekarang inflasi itu sekitar 4,9 persen. Akibatnya apa, daya beli masyarakat terutama rakyat kecil termasuk kaum buruh, nelayan, akan terpukul," ujar dia.
"Akan tembus sampai 50 persen daya beli turun," ujar Said Iqbal.