Laporan Wartawan Tribunnews, Taufik Ismail
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemerintah menggelar rapat terkait penanganan BBM bersubsidi sebagai imbas dari melonjaknya harga minyak mentah di pasar dunia.
Rapat setingkat menteri tersebut membahas alternatif yang akan diambil pemerintah terhadap BBM bersubsidi yakni Pertalite dan Solar.
“Ini mau rapat lagi langsung,” kata Menteri ESDM Arifin Tasrif usai rapat terbatas di Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu, (24/8/2022).
Terpisah Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan rapat bukan hanya terkait dengan penyesuaian harga BBM atau pembatasan volume BBM bersubsidi, melainkan juga bantalan sosial untuk masyarakat apabila pemerintah mengambil opsi menaikan harga BBM. Terkait bantalan sosial yang disiapkan kata Airlangga akan diumumkan setelah rapat.
“Ya tentu perlindungan sosialnya akan kita tebalkan. Kita sudah punya banyak sistem yang sudah dilakukan selama KPC PEN,” kata Airlangga.
Airlangga tidak menjawab mengenai kapan keputusan pemerintah akan diumumkan terkait penanganan BBM bersubsidi. Termasuk mengenai isu pemerintah akan mengambil opsi kenaikan harga BBM sebesar 30 persen.
“Ya kita bahas dulu. nanti keputusannya akan kita sampaikan,” katanya.
Baca juga: Menteri ESDM: Banyak Aspek Dipertimbangkan Pemerintah Sebelum Menaikkan Harga BBM
Sebelumnya Menteri Keuangan Sri Mulyani menyampaikan 3 alternatif pemerintah terhadap BBM bersubsidi di tengah meningkatnya harga minyak mentah. Pertama yakni menaikkan anggaran kompensasi dan subsidi energi yang dampaknya beban terhadap APBN meningkat.
Pilihan kedua yakni mengendalikan volume BBM subsidi yakni Pertalite dan Solar. Ketiga menaikkan harga BBM subsidi tersebut.
Usai rapat terbatas di Istana Kepresidenan, Jakarta, Sri Mulyani menegaskan pemerintah belum mengambil keputusan terkait alternatif yang akan diambil.
“Belum,” katanya singkat.