Laporan Reporter Tribunnews.com, Rizki Sandi Saputra
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia RI (Kemenkumham) mengungkap maraknya serangan siber yang dialami oleh kementerian tersebut.
Koordinator Humas Setjen Kemenkumham Tubagus Erif Faturahman mengatakan terhitung ada ribuan kali situsnya diserang dalam satu hari.
Dari banyaknya serangan tersebut, kata dia, paling banyak tercatat berasal dari server luar negeri.
"Sebagai info, setiap hari kita mendapat ribuan serangan. Rata-rata 2000an. Terbanyak dari luar negeri," kata Tubagus dalam keterangan tertulisnya kepada awak media, Minggu (28/8/2022).
Baca juga: Keamanan Siber, BSSN Gandeng US-ABC guna Mendukung Perekonomian RI
Hal ini sekaligus menjawab kabar adanya peretasan Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian (SIMPEG) dan diperjualbelikannya data pegawai Kemenkumham.
Tubagus memastikan kabar tersebut tidak benar. Terlebih pihaknya juga telah melakukan upaya untuk menangkal serangan-serangan siber yang dimaksud.
"Upaya yang dilakukan Kemenkumham untuk menangkal serangan itu adalah dengan mengaktifkan fitur blocking pada Advanced Web Application Firewall," ucap dia.
Bahkan, sejauh ini Kemenkumham juga sudah menjalin koordinasi dengan pihak lain dalam hal ini Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) untuk membentuk perangkat khusus.
Dengan begitu, dirinya menepis adanya peretasan data di internal Kemenkumham dan memastikan seluruh data pegawai sejauh ini dalam keadaan aman.
"Kemenkumham juga bekerjasama dengan BSSN membentuk Computer Security Incident Response Team (CSIRT). Insya Allah sampai sekarang data aman," tukas dia.
Sebelumnya, Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia RI (Kemenkumham) buka suara soal kabar adanya peretasan Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian (SIMPEG) yang beredar beberapa hari belakangan.
Tak hanya itu, dalam kabar tersebut juga disampaikan kalau data para pegawai diperjualbelikan.
Atas kabar tersebut Koordinator Humas Setjen Kemenkumham Tubagus Erif Faturahman memastikan kalau hal itu tidak benar.
Tubagus juga memastikan kalau data para pegawai dalam keadaan aman.
"Saya sampaikan tidak benar web Simpeg Kemenkumham itu diretas," kata Tubagus dalam keterangan tertulisnya kepada awak media, Minggu (28/8/2022).
"Sampai sekarang sistem dan data aman," sambung dia.
Kendati begitu, Tubagus mengakui kalau pada Jumat kemarin memang Kemenkumham mendapat info bahwa data SIMPEG bocor dan diperjualbelikan.
Namun setelah pihaknya melakukan pengecekan, ternyata tidak didapati ada data yang bocor dan diperjualbelikan.
Setelah dicek, ternyata data yang disebut milik pegawai Kemenkumham merupakan data lama yang sudah tidak di-update dan tidak sesuai dengan sistem Kemenkumham.
"Adapun data yang katanya milik pegawai kemenkumham dan ditampilkan, itu tidak sesuai dengan data yang ada di sistem kami. Itu adalah data lama yang sudah tidak tergunakan, tidak update," ucap dia.
Tubagus juga memastikan kalau data yang dimaksud merupakan hanya arsip tahun 2020 dan bukan data penting yang krusial.
Sehingga dirinya memastikan, tidak ada data pegawai terkini yang bocor bahkan diperjualbelikan.
"Isinya hanya data umum, berupa nama, NIP, nomor rekening, nomor kontak atau data lain yang tidak bisa digunakan untuk membobol rekening, ubah password atau lainnya," beber dia.
Dirinya lantas menduga, dasar penyebab data lama itu bocor, kata Tubagus, hal itu dikarenakan adanya perangkat salah satu pegawai yang mengunduh aplikasi yang berisi phising.
Sehingga kata dia, hal tersebut sangat mudah diretas.
Hanya saja, itu bukan data penting yang ada saat ini, dan tidak dapat digunakan untuk kejahatan model apapun.
"Tapi poinnya adalah, data yang tersebar adalah data lama dan bersifat umum sehingga tidak bisa digunakan untuk kejahatan ekonomi, perbankan atau lainnya," tukas dia.