TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Lembaga Survei KedaiKOPI memaparkan hasil riset terkait calon presiden dari kalangan wanita.
Hasilnya, ditemukan ada 6 calon presiden perempuan yang disebutkan oleh pemilih dalam pertanyaan terbuka tentang elektabilitas.
Hal itu disampaikan Direktur Eksekutif Lembaga Survei KedaiKOPI Kunto Adi Wibowo dalam diskusi virtual Polemik MNC Trijaya bertajuk ‘Elektabilitas Capres dalam Bingkai Survei, Sabtu (3/9/2022).
Keenam nama tersebut di antaranya Puan Maharani dengan 9,6 persen, Megawati Soekarnoputri 0,7 persen, Susi Pudjiastuti 0,6 persen, Khofifah Indar Parawansa 0,6 persen, Tri Rismaharini 0,5 persen dan Sri Mulyani 0,2 persen.
“Jadi paling tidak ada enam nama pwrempuan yang muncul dari responden itu sendiri. ini pertamyaan terbuka,” kata Kunto Adi Wibowo.
“Dan di sini, kelihatan efek atau rembesan dari persetujuan presiden perempuan tadi,” ujarnya menambahkan.
Ia melanjutkan, alasan para responde memilih presiden perempuan lantaran dianggap berani, tegas hingga cerdas. Sementara 11,6 persen responden memilih perempuan karena memiliki gender serupa.
Selain simulasi terbuka, Kunto mengatakan suvei juga menyajikan pertanyaan tertutup 19 tokoh, nama-nama capres perempuan.
Hasilnya capres perempuan memiliki tren penguatan dengan Puan Maharani mendapatkan keterpilihan sebesar 11,3 persen, Susi Pudjiastuti 1,6 persen, Tri Rismaharini 1,4 persen, Khofifah Indar Parawansa 1,3 persen dan Sri Mulyani Indrawati 0,6 persen.
"Peluang perempuan di pilpres 2024 semakin terbuka lebar dengan konsistensi angka keterpilihan capres perempuan di dalam simulasi sepuluh nama sampai dengan empat nama," kata Kunto.
Sementara itu, ia mengatakan figur perempuan dalam calon wakil presiden pun punya elektabilitas yang cukup tinggi pula.
Baca juga: Puan Unggul Sebagai Capres Perempuan, Demokrat: Surprise! Biasanya Surveinya Masih 1 Persen
Hal itu terlihat dari Puan Maharani yang mendapat 6,4 persen, Tri Rismaharini 2,2 persen, Sri Mulyani 1,2 persen, dan Susi Pudjiastuti 1,1 persen.
“Salah satu temuan penting dalam survei ini adalah 53,8 persen pemilih mengatakan bahwa pilihan presiden mereka akan berubah,” ujarnya.
Kunto merinci, dari mereka yang pilihannya akan berubah, 43,2 persen mengatakan akan mengubah pilihannya setelah penetapan capres dan cawapres.
Kemudian sebanyak 22,4 persen akan mengubah setelah kampanye dimulai, 19,4 persen di hari pemilu dilaksanakan, dan 11,9 persen pada saat masa tenang kampanye.
Kunto menambahkan bahwa tingginya kecenderungan perubahan pilihan ini disebabkan ketidakpastian capres-cawapres yang belum ditetapkan oleh partai maupun koalisi partai.
Selain itu terdapat tendensi untuk menunggu masa kampanye hingga hari tenang untuk mengumpulkan informasi tentang calon-calon presiden yang telah ditetapkan secara lebih serius.
“Angka keterpilihan ini masih dinamis dan masih terbuka peluang bagi tokoh-tokoh calon pemimpin bangsa untuk lebih mengarus-utamakan pendidikan politik dengan isu dan program yang nyata," ucapnya.
Survei Opini Publik Pada Pemimpin Perempuan diselenggarakan oleh Lembaga Survei KedaiKOPI pada 3-18 Agustus 2022 di 34 provinsi di Indonesia.
Sebanyak 1197 responden dipilih secara acak dengan menggunakan metode multistage random sampling dengan margin of error ±2,89 peersen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Adapun wawancara dilakukan secara tatap muka dengan menggunakan Computer Assisted Personal Interviewing (CAPI).