News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Sejarah Hari Ini

Sejarah Hari Ini: 18 Tahun Kasus Kematian Munir Belum Terungkap, Aktivis HAM yang Diracun

Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Miftah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Istri almarhum Munir, Suciwati (kanan), mengikuti aksi Kamisan ke-552 di Jakarta, Kamis (6/9/2018). Aksi tersebut untuk memeringati 14 tahun meninggalnya aktivis HAM Munir Said Thalib, serta menuntut pemerintah untuk mengungkap aktor-aktor intelektual dibalik pembunuhannya. Warta Kota/henry lopulalan

Selain itu, Yeti juga menawarkan makanan yang masih panas di atas nampan dan Munir memilih mi goreng.

Istri almarhum Munir, Suciwati mengikuti aksi Kamisan ke-552 di Jakarta, Kamis (6/9/2018). Aksi tersebut untuk memeringati 14 tahun meninggalnya aktivis HAM Munir Said Thalib, serta menuntut pemerintah untuk mengungkap aktor-aktor intelektual dibalik pembunuhannya. Warta Kota/henry lopulalan (Warta Kota/henry lopulalan)

Baca juga: Gelar Aksi Simbolik, KASUM Desak Lagi Komnas HAM untuk Tetapkan Kasus Munir Pelanggaran HAM Berat

Pesawat tersebut transit di Bandara Changi, Singapura pada pukul 00.40 waktu setempat.

Saat itu, Munir kembali ke tempat duduk di kelas ekonomi karena Pollycarpus turun di Singapura.

Pada tanggal 7 September 2004 pukul 01.50 waktu setempat, pesawat melanjutkan perjalanan ke Amsterdam, Belanda.

Tiga jam setelah pesawat lepas landas dari Singapura, seorang pramugara senior bernama Najib melaporkan pada pilot Pantun Matondang, Munir yang duduk di kursi nomor 40G sakit.

Ia beberapa kali pergi ke toilet di pesawat.

Seorang penumpang pesawat yang berprofesi sebagai dokter mencoba menolong Munir.

Namun, pada Selasa, 7 September 2004 pukul 08.10 waktu setempat, Munir dinyatakan meninggal dunia.

Munir mengembuskan napas terakhir pada dua jam sebelum mendarat di bandara Schipol, Amsterdam, Belanda.

Akibat kejadian itu, semua penumpang tidak boleh turun dari pesawat ketika pesawat telah mendarat di bandara Schipol.

Seluruh penumpang menjalani pemeriksaan selama 20 menit.

Jenazah Munir kemudian diturunkan dan dijaga oleh otoritas bandara Schipol.

Untuk mengetahui penyebab kematiannya, pihak Belanda melakukan autopsi terhadap jenazah Munir.

Dua minggu kemudian, Institut Forensik Belanda (NFI) yang melakukan autopsi jenazah Munir menemukan adanya racun jenis arsenik di dalam tubuhnya.

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini