TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Peningkatan kapasitas dan sumber daya pendamping desa tingkat provinsi melalui training of trainer (TOT) terus digencarkan Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes PDTT).
Diharapkan setelah pelatihan mereka bisa mentransfer ilmu yang mereka serap kepada pendamping desa tingkat kabupaten/kota.
Pelaksanaan TOT Peningkatan Kapasitas Tenaga Pendamping Profesional Regional IV yang digelar 5-8 September 2022 berlangsung di Jakarta.
Baca juga: Desa Panggungharjo Yogyakarta Raup Rp100 Juta Per Bulan dari Bank Sampah Pegadaian
Pelaksanaan TOT seri ke-IV ini diikuti 330 peserta yang berasal dari 12 provinsi, yakni Kaltim, Kalbar, Sulut, Sulteng, Sulsel, Sultra, Gorontalo, Sulbar, Maluku, Maluku Utara, Papua dan Papua Barat.
Semua peserta tersebut selanjutnya akan kembali ke daerah untuk melatih dan meningkatkan kapasitas pendamping lokal desa yang ada di seluruh Indonesia.
Dengan demikian, pelatihan ini bisa mewujudkan harapan publik terhadap pendamping desa untuk menyelesaikan semua persoalan yang dihadapi warga desa.
"Tenaga pendamping profesional adalah tenaga pendamping yang mendampingi secara totalitas seluruh hal yang terkait dengan pembangunan desa dan pemberdayaan masyarakat desa," kata Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Mendes PDTT), Abdul Halim Iskandar saat membuka TOT Peningkatan Kapasitas Tenaga Pendamping Profesional Regional IV di Jakarta, Senin (5/9/2022).
Menteri yang akrab disapa Gus Halim itu menegaskan akan terus mendorong peningkatan kapasitas para pendamping desa di seluruh Indonesia.
Menurutnya peningkatan kapasitas para pendamping desa ini akan berdampak pada peningkatan kualitas perencanaan pembangunan di level desa.
“Peningkatan kapasitas pendamping ini akan berdampak pada kualitas perencanaan pembangunan desa, serta penggunaan dana desa, sehingga akan berdampak pada pemupusan kemiskinan ekstrem di desa dan pencapaian 18 tujuan SDGs desa,” katanya.
Gus Halim berharap agar pendamping desa terus memperluas wawasan, di antaranya dengan mencari berita di media cetak, TV, maupun online, serta membaca dan memahami aturan. Langkah ini penting dalam menjawab ekspetasi tinggi warga desa terhadap figur pendamping desa.
“Ekspetasi warga desa kepada para pendamping ini sangat tinggi. Mereka dianggap sebagai orang yang serba tahu. Maka pendamping desa harus mempunyai wawasan luas, sehingga bisa menjadi rujukan warga desa dalam menyelesaikan berbagai persoalan sehari-hari,” katanya.
Sementara itu, Kepala Pusat Pengembangan, Pemberdayaan Masyarakat Desa, Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, Yusra menjelaskan bahwa TOT yang saat ini dilaksanakan merupakan pelaksanaan yang keempat dari rangkaian TOT sebelumnya.
"TOT sebelumnya daring dan luring. Nah sekarang ini dilaksanakan secara luring," ujarnya.