TRIBUNNEWS.COM - Berikut fakta mengenai proses evakuasi pilot dan kopilot pesawat latih TNI AL jenis Bonanza G36 T-2503 yang jatuh di perairan Selat Madura.
Dua prajurit tersebut yakni pilot Letnan Satu Laut (P) Judistira Eka Permady dan kopilot Letnan Dua Laut (P) Dendy Kresna Bhakti.
Diberitakan Tribunnews sebelumnya, pesawat itu hilang kontak di perairan Selat Madura setelah lepas landas sekira 10 menit atau pukul 08.55 WIB, Rabu (8/9/2022).
TNI AL menyebut pesawat jatuh dan tenggelam di kedalaman sekitar 10-15 meter.
Pesawat tersebut jatuh saat latihan ADEX SIAGA ARMADA II dengan unsur KRI-KRI di jajaran Komando Armada II.
Saat melakukan lepas landas, pesawat buatan Amerika Serikat itu dalam kondisi layak terbang.
Baca juga: Pilot dan Kopilot Pesawat Bonanza TNI AL yang Jatuh di Selat Madura Dapat Kenaikan Pangkat
Berikut fakta mengenai proses evakuasi dua kru pesawat latih TNI AL yang dirangkum Tribunnews:
1. Ditemukan di Kedalaman 14 Meter
Diwartakan Tribunnews, Kepala Staff Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Yudo Margono KSAL Yudo mengatakan, Lettu Judistira dan Letda Dendy ditemukan di laut pada kedalaman 14 meter.
Keduannya ditemukan pada pukul 10.00 WIB, Kamis (8/9/2022).
"Tadi pada pukul 10.00 WIB telah ditemukan di kedalaman laut 14 meter," kata KSAL Yudo dalam tayangan Breaking News Kompas TV, Kamis (8/9/2022).
Kemudian jenazah keduanya langsung dievakuasi ke RSAL Surabaya.
KSAL Yudo menambahkan jenazah Lettu Judistira dan Letda Dendy akan dimakamkan di Surabaya pada besok Jumat (9/9/2022).
Baca juga: Sosok Letda Laut Dendy Kresna Bhakti, Kopilot Pesawat Latih TNI AL yang Jatuh di Selat Madura
2. Ditemukan Masih Terpasang Sabuk Pengaman
Lebih lanjut KSAL Yudo menuturkan, saat ditemukan, Lettu Judistira dan Letda Dendy masih berada di dalam bangkai pesawat.
Dua penerbang pesawat latih TNI itu ditemukan meninggal dunia dalam kondisi duduk dan terikat sabuk pengaman.
"Jenazah dua-duanya masih terlentang duduk di kursi dan masih terikat seat belt sehingga tadi pagi baru diangkat dan semuanya sudah diangkat."
"Jadi dua personel kopilot dan pilot sudah diangkat,” kata Yudo dikutip dari Kompas.com.
Yudo juga mengatakan, kerangka pesawat sebetulnya sudah ditemukan sejak Rabu.
Namun, upaya evakuasi terkendala arus laut yang deras.
Sehingga, evakuasi kerangka pesawat baru bisa dilaksanakan sehari berikutnya.
3. 21 Penyelam TNI AL Dikerahkan
Dalam proses evakuasi Pilot dan Kopilot ini Yudo mengatakan tidak melibatkan dari instansi lain.
Pihaknya mengerahkan 21 penyelam dari satuannya.
"Untuk Dislambairnya dua tim, dua tim (total) 14 orang, Kopaskanya satu tim, sama (dengan jumlah satu tim Dislambair) tujuh orang," kata Yudo, Kamis (8/9/2022) sebagaimana dilansir Tribunnews.
Dalam proses evakuasi tersebut, bangkai pesawat juga sudah diangkat dengan menggunakan KRI Soputan.
"Kita memiliki KRI Soputan yang bisa untuk menunda kapal maupun memiliki crane untuk mengangkat itu," kata Yudo.
Pesawat juga ditemukan dalam kondisi terbalik dan rusah berat.
4. Pilot dan Kopilot Dapat Kenaikan Pangkat
Diberitakan Tribunnews, mendiang Lettu Judistira dan Letda Dendy mendapatkan kenaikan pangkat satu tingkat lebih tinggi.
Yudo Margono mengatakan keudannya mendapatkan kenaikan pangkat luar biasa karena gugur saat melaksanakan tugas operasi.
Pangkat keduanya menjadi Kapten Laut (P) (Anumerta) Judistira Eka Permady dan Kopilot Lettu Laut (P) Dendy Kresna Bakti Sabila.
"Almarhum keduanya mendapatkan kenaikan pangkat luar biasa yang tadi Kep (Surat Keputusan)-nya sudah turun barusan tadi kita ajukan dan naik satu tingkat," kata Yudo, Kamis (8/9/2022).
Selain itu, ia mengatakan keluarga kedua almarhum juga akan diberikan santunan duka baik dari Asabri maupun dari jajaran TNI AL.
Ia pun mengatakan jajarannya tidak akan tinggal diam dan akan memberikan dukungan bagi keluarga para almarhum.
(Tribunnews.com/Milani Resti/Mario Christian/FaryadinnaPutwilliani/Gita Irawan)(Kompas.com/AchmadNasrudin)