News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Polisi Tembak Polisi

Kuasa Hukum Bripka RR Jelaskan Asal-usul Uang Rp 500 Juta dari Ferdy Sambo, Bukan Imbalan Pembunuhan

Editor: Dewi Agustina
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Eks Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo (kiri) dan Bripka Ricky Rizal alias Bripka RR (kanan). Kuasa Hukum Bripka RR, Erman Umar mengungkap asal usul uang senilai Rp 500 juta yang disebut diberikan oleh Ferdy Sambo dan istrinya Putri Candrawathi kepada Bripka RR.

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kuasa Hukum Bripka RR, Erman Umar mengungkap asal usul uang senilai Rp 500 juta yang disebut diberikan oleh Ferdy Sambo dan istrinya Putri Candrawathi kepada Bripka RR.

Seperti diketahui, dalam kasus pembunuhan Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J, beredar isu jika mantan Kadiv Propam Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi menyogok para tersangka dengan uang ratusan juta hingga miliaran agar mereka mau mengikuti skenario Ferdy Sambo.

Menurut Erman Umar, Kuasa Hukum Bripka RR, uang ratusan juta rupiah tersebut bukanlah imbalan karena tersangka sudah mengikuti skenario Ferdy Sambo dalam kasus pembunuhan Brigadir J.

Uang tersebut diberikan tersangka utama pembunuhan Brigadir J itu sebagai imbalan atas apa yang telah dilakukan Bripka RR selama ini di Magelang.

Baca juga: Komnas HAM Tegaskan Tak Bela Ferdy Sambo, Singgung soal Dugaan Pelecehan yang Dilakukan Brigadir J

Karena saat di Magelang, Bripka RR sempat diminta untuk mengantar keperluan sekolah anak Putri Candrawathi dan Ferdy Sambo.

Erman Umar menjelaskan terkait peristiwa di Magelang berdasarkan penjelasan dari Bripka RR.

Peristiwa itu terjadi sehari sebelum pembunuhan Brigadir J di Duren Tiga, Jumat (8/7/2022).

Sebagai ajudan Ferdy Sambo, Bripka RR punya tugas khusus, yakni menjaga anak-anak Ferdy Sambo.

"Sebenarnya RR ini tugasnya sebagai ajudan fokus menjaga anak Pak FS di Magelang," kata Erman.

"Jadi dua anak FS ini sekolah di Taruna Nusantara di Magelang, satu kelas satu, dan kelas tiga. Itu tugas utama (Bripka RR)," kata Erman dikutip TribunJakarta.com, Sabtu (10/9/2022).

Erman menyebut, Bripka RR baru bertugas di Jakarta saat sekolah anak Ferdy Sambo online karena pandemi covid-19.

"Pada saat online zamannya covid, baru sebagian besar dia ada di Jakarta," kata Erman.

Sehari sebelum insiden pembunuhan, Bripka RR memang ditugaskan untuk datang ke sekolah anak Ferdy Sambo di Magelang.

Baca juga: Bripka RR Lihat Kuat Maruf Bawa Pisau Halangi Brigadir J Temui Putri Candrawathi, Tegang dan Panik

Kala itu, Bripka RR mengantar keperluan ke sekolah anak Ferdy Sambo bersama Bharada E alias Richard Eliezer.

Lalu Putri Candrawathi menelepon Bharada E menyuruh mereka berdua pulang.

Erman juga menjelaskan teka-teki uang Rp 500 juta dari Ferdy Sambo untuk Bripka RR.

Kata Erman, uang itu diberikan sebagai rasa terima kasih keluarga Ferdy Sambo atas apa yang telah dilakukan ajudannya itu selama ini di Magelang.

Namun Umar meluruskan bahwa uang yang diterima kliennya bukan imbalan membunuh Brigadir J.

Erman Umar mengatakan, dalam berita acara pemeriksaan yang dia baca, uang tersebut diberikan karena kliennya telah menjaga Putri Candrawathi.

"Kalimatnya dalam BAP yang saya baca itu 'karena kalian sudah menjaga Ibu'," kata Erman Umar, Kamis (8/9/2022), malam.

Ferdy Sambo Menangis Sebelum Bunuh Brigadir J

Dijelaskan Erman Umar, Bripka RR tak sanggup ketika diminta Ferdy Sambo untuk menembak Brigadir J.

Permintaan itu diungkapkan Ferdy Sambo kepada Bripka RR di rumah pribadinya yang terletak di Saguling III, Jakarta Selatan.

Mulanya dijelaskan Erman, Bripka RR yang saat itu baru pulang dari Magelang dipanggil untuk menghadap Ferdy Sambo.

Kemudian dalam pertemuan tersebut, Ferdy Sambo sempat mengungkit mengenai dugaan pelecehan Putri Candrawathi oleh Brigadir J di Magelang.

Baca juga: LPSK Terbuka Jika Bripka RR Ajukan Justice Collaborator di Kasus Brigadir J: Baiknya Sebelum Sidang

"Kan di Saguling itu dipanggil. Dipanggil, dia (Ferdy Sambo) tanya, 'apa kejadian apa, ada kejadian apa di Magelang, kamu tahu enggak?', (kemudian dijawab) Bripka Ricky 'Enggak tahu'," kata Erman, Kamis (8/9/2022).

Kepada Bripka RR, Ferdy Sambo menyampaikan Yosua telah melakukan tindakan tak senonoh kepada istrinya.

Ferdy Sambo menceritakan hal tersebut penuh emosi bahkan sambil menangis.

"Ini Ibu (Putri Candrawathi) dilecehkan. Dan itu (Ferdy Sambo) sambil menangis dan emosi. (Lalu dijawab Bripka Ricky) 'saya enggak tahu Pak'," ujar Erman.

Kepada Erman, Bripka RR mengaku baru melihat kondisi tak biasa Ferdy Sambo yang amat terguncang.

Bripka RR, lanjut Erman, tak mengetahui soal dugaan pelecehan yang terjadi di Magelang.

"Saya sempat bilang 'kenapa? Setelah itu apa yang kamu rasakan?' (kata Bripka Ricky) 'saya melihat bapak memang terguncang. Saya melihat bapak menangis. Enggak biasa gitu kan. Tapi saya enggak tahu kejadian (pelecehan seksual), padahal saya ada di sana'," kata Bripka RR yang diceritakan pengacaranya.

Tersangka kasus pembunuhan Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J, Bripka Ricky Rizal atau Bripka RR menjalani adegan rekonstruksi pembunuhan Brigadir J di rumah dinas mantan Kadiv Propam Polri, Irjen Pol Ferdy Sambo di kawasan Duren Tiga, Jakarta Selatan, Selasa (30/8/2022). Rekonstruksi ini menghadirkan lima tersangka yang telah ditetapkan yaitu Irjen Ferdy Sambo atau Irjen FS, Putri Candrawathi atau PC, Bharada Richard Eliezer atau Bharada E, Bripka Ricky Rizal atau Bripka RR, dan Kuat Ma'ruf atau KM. Rekonstruksi tersebut memeragakan 78 adegan dengan rincian 16 adegan adalah peristiwa yang terjadi di Magelang pada tanggal 4,7, dan 8 Juli 2022, 35 adegan di rumah pribadi Ferdy Sambo di Jalan Saguling, dan 27 adegan di rumah dinas mantan Kadiv Propam Polri itu. WARTA KOTA/YULIANTO (WARTA KOTA/YULIANTO)

Setelah pembicaraan tersebut, Ferdy Sambo kemudian meminta kepada Bripka Ricky untuk menembak Brigadir J.

Namun, permintaan tersebut ditolak oleh Bripka Ricky Rizal.

Kepada Ferdy Sambo, kata Erman, Bripka Ricky beralasan tidak berani melakukan penembakan tersebut.

"Ya udah kalau gitu baru dilanjutin, 'kamu berani nembak? Nembak Yosua?',"

"Dia bilang 'saya enggak berani Pak, saya enggak kuat, enggak berani Pak'," kata Erman.

Karena Bripka RR menyatakan tak berani, Ferdy Sambo kemudian meminta Bripka RR memanggil Bharada E.

Artikel ini telah tayang di TribunJakarta.com dengan judul Rp 500 Juta dari Ferdy Sambo ke Bripka RR Memang Benar, Imbalan Atas Jasa Sang Ajudan di Magelang

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini