TRIBUNNEWS.COM - Aksi unjuk rasa di kawasan Patung Kuda, Jakarta masih berlangsung pada Kamis (15/9/2022) sekira pukul 16.00 WIB.
Berdasarkan pantauan di kanal YouTube Kompas TV, massa demo tolak kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) kembali memanas.
Sekira pukul 15.58 WIB, massa dan mahasiswa dorong dengan petugas kepolisian.
Para petugas kepolisian dan sejumlah mahasiswa tampak meredam suasana.
Polisi yang bertugas pun meminta mahasiswa menyampaikan orasinya secara damai.
Tak berselang lama, suasana demo tolak kenaikan BBM kembali memanas dan terlibat aksi dorong.
Baca juga: Ajak Diskusi di Jalan, Mahasiswa Minta Jokowi Temui Massa Demo Tolak Kenaikan Tarif BBM
Hingga berita ini ditulis, aksi demonstrasi masih berlangsung di kawasan Patung Kuda.
Kini, situasi unjuk rasa sudah mulai kondusif kembali.
Diberitakan Tribunnews.com, massa mahasiswa dari aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) ini sempat menerobos barikade kepolisian.
Massa berhasil meruntuhkan pembatas beton dan menginjak-injak kawat berduri, di kawasan Patung Kuda Arjuna Wiwaha, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta, Kamis (15/9/2022) sore.
Kondisi nyaris ricuh lantaran pihak kepolisian juga mempertahankan diri.
Akibat aksi saling dorong ini, ada dua mahasiswa yang dibopong keluar rombongan lantaran alami luka.
Setelah situasi sedikit kondusif karena mahasiswa menarik mundur, orator di atas mobil komando menyebut, ada dua mahasiswa di bagian depan yang diamankan pihak kepolisian.
“Kembalikan teman kami baik-baik atau kami paksa?” kata orator di lokasi.
Diketahui, Massa dari aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Seluruh Indonesia (SI) mulai datang ke kawasan Patung Kuda.
Aksi ini merupakan dalam rangka menolak kenaikan tarif Bahan Bakar Minyak (BBM).
Ratusan massa mulai datang dan melakukan long march dari kawasan Balai Kota DKI Jakarta.
Sepanjang long march, pihaknya menggaungkan tuntutan dan protes terhadap pemerintah terkait naiknya tarif BBM.
Adapun massa unjuk rasa tampak almamater mahasiswa dari Universitas Jenderal Soedriman Surakarta, Universitas Negeri Jakarta (UNJ), hingga Politeknik Negeri Media Kreatif Jakarta.
Sampaikan 3 Poin Tuntutan
Ada tiga poin tuntutuan dan desakan yang disampaikan oleh BEM SI pada aksi demo Kamis ini.
Tiga tuntutan tersebut, yakni menuntut dan mendesak pemerintah untuk mencabut keputusan terkait kenaikan BBM.
Kemudian, menuntut dan mendesak pemerintah menunda proyek strategis nasional yang tidak
berdampak langsung kepada masyarakat dan mengalihkan anggaran ke subsidi BBM.
Massa juga menuntut dan mendesak pemerintah untuk menerapkan regulasi pemakaian BBM
Bersubsidi secara tegas, sebagaimana yang diberitakan Tribunnews.com.
Hingga saat ini, BEM SI melihat Presiden Joko Widodo masih belum mau menemui massa aksi dalam setiap demo yang terjadi.
Sehingga, tuntutan tidak tersampaikan dengan baik.
Aliansi BEM SI memberikan ultimatum kepada pihak Pemerintah selama 7x24 jam.
Dimulai sejak tanggal 8 September 2022 untuk memenuhi tuntutan tersebut.
"Jika tidak dipenuhi maka Aliansi BEM SI akan kembali turun aksi dengan massa yang lebih banyak lagi."
"Maka dari itu, untuk menindak lanjuti ultimatum tersebut dan memperjuangkan tuntutan rakyat," kata Koordinator BEM SI Luthfi Yufrizal.
(Tribunnews.com/Suci Bangun DS/Mario Christian Sumampow/Danang Triatmojo, Kompas.tv)
Simak berita lainnya terkait BBM Bersubsidi