Biaya pengadaan lahan, kata Ratry, menjadi salah satu penyebab bengkaknya biaya proyek KCJB.
Ratry berujar proses pembebasan lahan yang memakan banyak waktu menyebabkan harga tanah turut naik.
"Akibatnya, ada penambahan biaya pengadaan lahan dari nilai awal," ujarnya.
2. Pandemi Covid-19
Pandemi Covid-19 yang pertama kali terjadi pada 2 Maret 2020 dan masih menghinggapi Indonesia hingga saat ini membuat perencanaan proyek menjadi terhambat.
Adanya pandemi ini, kata Ratry membuat adanya penganggaran penanganan Covid-19 yang disebutnya tidak pernah dianggarkan.
Hal ini membuat KCIC perlu melakukan pencegahan penyebaran Covid-19 sesuai dengan peraturan pemerintah.
Baca juga: Saat AHY Diteriaki Presiden Oleh Kader Demokrat: Berapa Ukuran Sepatunya Itu?
3. Penggunaan frekuensi GSM-R
Perbedaan aturan dalam penggunaan frekuensi GSM-R terjadi antara Indonesia dan Cina.
Ratry mengatakan penggunaan frekuensi GSM-R di China tidak perlu membayar sedangkan di Indonesia berbeda.
4. Kondisi geologi di tunnel 2 yang tak terduga
Sebelumnya, kata Ratry, KCIC telah memetakan area tunnel 2 yaitu area clayshale dan masih dimungkinkan untuk dibangun tunnel.
Hanya saja, ketika dipraktikan di lapangan, kondisi area tunnel 2 adalah clayshale ekstrem sehingga menghambat pembangunan dan berdampak pada pembiayaan yang membengkak.
5. Instalasi listrik dan lain sebagainya