Selanjutnya, Menteri Siti mengatakan KEL berada pada neraca net sink, dimana karbon yang dilepas jauh lebih sedikit dibandingkan kapasitas penyerapannya.
Sehingga KEL akan menjadi salah satu percontohan utama dari implementasi Indonesia's Folu Net Sink 2030.
"Catatan di KLHK, bahwa secara umum ekosistem hutan di Aceh cukup stabil dan cukup promising dalam aktualisasi penyerapan karbon," katanya.
Baca juga: Menteri LHK Siti Nurbaya Buka Pertemuan Tingkat Menteri Lingkungan Hidup G20 di Bali
Sementara itu, pada kesempatan yang sama, Rektor USK Marwan menyampaikan sejak 2018 USK mendeklarasikan diri sebagai kampus hijau.
Oleh karenanya, pihaknya menyambut baik Indonesia's Folu Net Sink 2030 yang diinisiasi KLHK. Untuk mendukung hal tersebut, USK berinisiatif untuk membentuk lembaga riset Folu.
Menanggapi hal tersebut, Menteri Siti menyampaikan terimakasih atas penegasan USK sebagai kampus hijau.
Menteri Siti juga menyambut baik rencana lembaga riset Folu Net Sink untuk konservasi hutan.
"KLHK akan menindaklanjuti usulan tersebut, mudah-mudahan kita dapat bekerjasama dengan baik dan memberikan contoh," ujarnya.
Provinsi Aceh dengan modalitas hutan yang luas, dan hutan yang relatif stabil, serta memiliki modalitas sosial yang sangat tinggi diharapkan dapat menjadi keunggulan utama daerah.
Untuk itu, Menteri Siti mengajak bersama-sama mewujudkan pengelolaan hutan lestari di Provinsi Aceh yang memiliki nilai ekonomi tinggi, bermanfaat bagi sosial masyarakat Aceh dan bagi kelestarian lingkungan hidup.