News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Polisi Tembak Polisi

Sosok yang Gunakan Senjata Api Luger untuk Habisi Brigadir J: Ferdy Sambo atau Ada Eksekutor Ketiga?

Penulis: Malvyandie Haryadi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ferdy Sambo dan peran pengganti Brigadir J saat proses rekonstruksi, Selasa (30/8/2022). Siapa yang menggunakan senjata antik tersebut, Ferdy Sambo ataukah memang ada eksekutor ketiga dalam pembunuhan terhadap Brigadir J?

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Petunjuk terkait adanya penembak ke-3 dalam pembunuhan terhadap Brigadir J sempat diungkapkan Ketua Komnas HAM Ahmad Taufan Damanik saat berbincang di acara Rosi Kompas TV, beberapa waktu lalu.

Saat itu, Ketua Komnas HAM Ahmad Taufan Damanik, menyebut telah teridentifikasi jenis senjata lain selain Glock 17 dan HS 9.

Ia menyebut di tubuh Brigadir J ditemukan amunisi dari pistol antik jenis Luger.

Lalu siapa yang menggunakan senjata antik tersebut, Ferdy Sambo ataukah memang ada eksekutor ketiga dalam pembunuhan terhadap Brigadir J?

Kuasa hukum keluarga Brigadir J, Kamaruddin Simanjuntak menduga kuat pemilik senjata api Luger adalah Ferdy Sambo.

Sebab pistol Luger adalah pistol antik buatan Jerman yang hanya mungkin dimiliki oleh orang yang cukup lama berkecimpung di persenjataan.

Hal tersebut disampaikan Kamaruddin Simanjuntak dalam keterangannya di Sapa Indonesia Pagi KOMPAS TV, Rabu (14/9/2022).

Baca juga: PENEMBAK Brigadir J Gunakan Pistol Antik Luger, Kamaruddin Simanjuntak Duga Sosok Ini Pemiliknya

“Jadi orang-orang yang punya koleksi senjata seperti itu adalah orang yang berlatar belakang bahwa dia sejak dulu sudah menguasai persenjataan,” kata Kamaruddin Simanjuntak.

“Siapa yang sejak dulu sudah menguasai persenjataan yaitu adalah ayahnya Ferdy Sambo, (Ayahnya) Ferdy Sambo itu kan, pensiun terakhir kan adalah mayor jenderal, jadi kemungkinan besar dia bisa mengkoleksi senjata-senjata kuno, era-era 1800 sampai 1990.”

Maka itu, lanjut Kamaruddin, untuk menuntaskan kerumitan pembunuhan berencana Brigadir J perlu dilibatkan TNI dan PPATK.

“Karena bagaimana pun suka atau tidak mendengarnya, bukan saya memuja-muja angkatan atau TNI. Mereka itu terkenal disiplin dan sportif, kucing aja ditembak oleh jenderal hukumnya tegas, apalagi manusia,” ujar Kamaruddin.

“Beda sama polisi yang suka merekayasa kejadian, artinya tidak semua polisi, sebagian kecil saja. Tetapi yang suka merekayasa ini kan dia berada di posisi puncak semua karena sudah biasa menjilat ke istana, menjilat ke kementerian.”

Menurut Kamaruddin akan berbeda nasib perwira Polri yang tidak pandai menjilat dalam tugasnya.

“Yang kerjanya baik-baik tidak pandai menjilat sehingga tidak (mendapatkan) jabatan yang VIP, kan begitu,” kata Kamaruddin.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini