TRIBUNNEWS.COM - Pengamat Ekonomi dari Universitas Indonesia (UI), Dwini Handayani, menilai bantalan sosial yang diberikan pemerintah seiring dengan naiknya harga BBM, bermanfaat bagi masyarakat.
Dwini mengungkapkan bantalan sosial berupa Bantuan Langsung Tunai (BLT) mampu membantu memenuhi kebutuhan dan menjaga daya beli masyarakat.
"Bantalan sosial ini tepat dilakukan sebagai bentuk tegas pemerintah untuk memastikan hidup masyarakat khususnya yang terdampak tetap memiliki daya beli lebih baik serta wujud keadilan dari pengalihan subsidi (BBM)," ungkap Dwini, Senin (19/9/2022), di Jakarta.
Namun, Dwini berharap pemerintah selalu melakukan update date penerima BLT.
"Yang pastinya, tentu perlu terus ada update data agar dapat meminimal exclusion dan inclusion error."
"Sehingga yang menerima tepat sesuai kriteria dan diharapkan juga dipastikan bahwa bantalan sosial ini digunakan untuk kepentingan pemenuhan kebutuhan dasar dan bukan untuk kebutuhan yang tidak diperlukan," ungkap Dwini.
Diketahui, pemerintah memberikan sejumlah bantuan setelah harga BBM mengalami kenaikan.
Adalah BLT pengalihan subsidi BBM atau BLT BBM yang mulai disalurkan pada Kamis (1/9/2022) lalu.
BLT BBM sebesar Rp 600 ribu diberikan kepada sekira 20,6 juta Keluarga Penerima Manfaat (KPM) se-Indonesia.
BLT BBM dibagikan selama empat bulan sebanyak dua kali dengan nominal Rp 150 ribu per bulan.
Dengan demikian, dalam setiap pencairan, masyarakat akan mendapatkan BLT BBM sebesar Rp 300 ribu.
Adapun BLT BBM tahap I cair pada September 2022 dan BLT BBM tahap II diberikan sekitar bulan Desember 2022.
Baca juga: BLT BBM dan BPNT Cair Rp 500 Ribu Tanpa Potongan, Lapor ke Nomor Ini Bila Ada Pungli
Selain itu, bansos lain yang disalurkan kepada masyarakat ialah Bantuan Subsidi Upah/Gaji (BSU).
Sesuai namanya, BSU diberikan kepada para pekerja dengan gaji maksimal Rp 3,5 juta.
Ada 16 juta pekerja yang akan mendapatkan BSU dengan nominal Rp 600 ribu.
Berbeda dengan BLT BBM yang disalurkan dua kali, BSU hanya akan cair sekali, tapi penerima langsung mendapatkan bantuan sebesar Rp 600 ribu.
Saat ini BSU 2022 sudah mulai disalurkan dan memasuki tahap kedua.
Sementara itu bansos lain yang juga masih disalurkan pemerintah ialah Program Keluarga Harapan (PKH), Bantuan Pangan Non-Tunai (BPNT), hingga BLT Dana Desa.
Tanggapan Akademisi Lain
Direktur Sekolah Kajian Stratejik Global (SKSG) Universitas Indonesia, Athor Subroto, menilai BLT merupakan langkah pemerintah untuk menghambat inflasi akibat penyesuaian harga BBM.
"Ini akan menjadi penyeimbang, di saat akan inflasi maka akan ada bantuan dari pemerintah," ungkap Athor, Senin (19/9/2022).
Oleh karena itu, Athor pun juga mengemukakan pengalihan subsidi BBM oleh pemerintah merupakan langkah agar subsidi lebih tepat sasaran dan juga menjaga daya beli masyarakat.
"Paling tidak, masyarakat tidak kehilangan daya beli. Dengan adanya BLT dapat menjaga daya beli masyarakat," ujar Athor
Ditempat terpisah, pengamat ekonomi Universitas Indonesia (UI) lainnya, Telisa Falianty, juga mengatakan keputusan pemerintah menyesuaikan harga BBM bersubsidi berimbas pada perekonomian masyarakat.
Salah satunya kenaikan harga kebutuhan pokok.
Kehadiran BLT diharapkan bisa menjadi bantalan bagi masyarakat dalam penyesuaian harga BBM.
"Tujuan bantalan sosial ini untuk menjaga dampak dari suatu guncangan pada ekonomi kelompok rentan yang kurang atau tidak memiliki kemampuan melawan guncang tersebut."
"Bantalan ini seharusnya bersifat temporer dan jangka pendek utamanya menjaga daya beli dan konsumsi masyarakat rentan," ungkapnya.
Ia juga mendorong pemerintah melakukan perbaikan penyaluran subsidi untuk beasiswa sekolah atau fasilitas kesehatan, dan lain-lain.
(Tribunnews.com/Gilang Putranto, Sri Juliati)