Dalam hal ini, CIA mengatur kudeta Iran pada tahun 1953, dikutip dari History.
Mohammad Mosaddegh, Perdana Menteri Iran, memutuskan hubungan dengan Inggris, tidak membiarkan mereka terlibat dalam industri minyak Iran.
Inggris kemudian mendekati Amerika Serikat setelah CIA menyusun rencana rumit untuk menggulingkan pemerintah Iran.
Mereka menyebarkan propaganda anti-Mosaddegh, meyakinkan publik dan ulama Islam untuk melawan pemerintah.
Kudeta Iran ini dipimpin oleh Ayatollah Ruhollah Khomeini.
Setelah kudeta pertama gagal, kudeta kedua mengakibatkan Mosaddegh menjadi tahanan rumah seumur hidup.
Iran menjadi tidak stabil dan Mohammad Reza Pahlavi berkuasa.
Monarki Pahlavi akhirnya digulingkan dalam revolusi Islam pada tahun 1979.
Baca juga: Pakar: Tidak Ada Tanda-tanda Kudeta Xi Jinping oleh Militer China
3. Kudeta Libya (1969)
Menurut ED Times, kudeta di Libya berkaitan dengan ditemukannya cadangan minyak hingga Libya menjadi negara kaya.
Namun, banyaknya kekayaan itu berada di tangan Raja Idris.
Memanfaatkan kebencian yang meluas terhadap Idris, Muammar al-Gaddafi, bersama dengan 70 rekan konspirator memimpin kudeta militer pada 1 September 1969.
Pemerintah baru melanjutkan untuk melibatkan prinsip-prinsip Islam ke dalam reformasi, menolak komunisme.
4. Brumare