News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Sejarah Hari Batik Nasional dan Keunikan Batik Mulai dari Proses, Warna, dan Motif

Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Pravitri Retno W
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

BELAJAR PROSES MEMBATIK - Sejumlah ibu-ibu PKK RT 02/RW 04 Kelurahan Mangunsari, Gunungpati, Kota Semarang antusias mengikuti proses belajar membatik di Rumah Batik IDENTIX Mangunsari Kota Semarang bersama R. Bambang Sumardiono dari Yogyakarta, Sabtu (22/08/20). Sejarah Hari Batik Nasional, simak keunikan Batik mulai dari proses membuat batik, warna, dan motif. Hari Batik Nasional diperingati setiap 2 Oktober.

TRIBUNNEWS.COM - Inilah sejarah Hari Batik Nasional di Indonesia yang diperingati setiap tanggal 2 Oktober.

Sejarah Hari Batik Nasional ditandai saat UNESCO secara resmi menerima batik dan mengukuhkannya sebagai Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Non-bendawi pada tahun 2009.

UNESCO mengakui keunikan batik, mulai dari proses, makna motif, hingga penggunaannya.

Presiden Soeharto pertama kali memperkenalkan batik pada dunia saat menghadiri konferensi PBB.

Selain itu, Presiden Soeharto juga sering memberikan batik kepada tamu negara lain sebagai oleh-oleh.

Pada 4 September 2008, batik didaftarkan sebagai Intangible Cultural Heritage di UNESCO.

Baca juga: Sering Menggunakan Batik ataupun Hijab, Coba Pastikan Anda Mencuci Dengan Benar

Proses itu berlangsung selama satu tahun pada masa pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Batik secara resmi dikukuhkan sebagai Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Non-bendawi setelah sidang ke-4 UNESCO di Abu Dhabi pada 2 Oktober 2009.

Pemerintah Indonesia menyambut hal baik ini dengan menerbitkan Keppres No 33 Tahun 2009 untuk menetapkan Hari Batik Nasional.

Hari Batik Nasional bertujuan agar masyarakat sadar akan budaya bangsa sendiri berdasarkan Surat Edaran Nomor 003.3/10132/SJ tentang Pemakaian Baju Batik dalam Rangka Hari Batik Nasional 2 Oktober 2020.

UNESCO menilai teknik, simbol, dan budaya batik melekat dengan jalan panjang kebudayaan Indonesia, dikutip dari Kemenkumham.

Anggota Koperasi Konsumen Batik Betawi DKI Jakarta sedang membuat batik tulis Betawi di kawasan Perkampungan Industri Kecil (PIK), Pulogadung, Jakarta Timur, Senin (30/8/2021). Koperasi yang beranggotakan 26 orang tersebut memberikan pelatihan pembuatan batik tulis dari pemakaian malam dan canting hingga teknik pewarnaan untuk membantu perekonomian di masa pandemi. Tribunnews/Herudin (Tribunnews/Herudin)

Baca juga: Kolaborasi APR, Maranatha dan Lasem Hasilkan Scarf Batik Sustainable untuk Working Group G20

Proses Membuat Batik

Membuat batik secara tradisional dilakukan pada kapas dan sutra menggunakan teknik resist.

Proses ini termasuk menutupi area kain menggunakan zat tahan pewarna untuk mencegah penyerapan warna.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini