TRIBUNNEWS.COM - Ukraina tengah dihadapkan pada skandal besar yang melibatkan penyalahgunaan kekuasaan oleh dua komandan militer.
Pada Kamis (26/12/2024), Kantor Kejaksaan Agung Ukraina mendakwa seorang komandan peleton dari Brigade Jembatan Ponton ke-211 atas penyalahgunaan wewenang.
Komandan tersebut, yang menurut laporan media bernama Vladyslav Pastukh, dituduh memukuli dan mempermalukan bawahannya.
Kejadian tersebut diperkirakan terjadi antara Februari dan Mei 2024, saat Pastukh diduga memukul tiga prajurit, dikutip dari Kyiv Independent.
Dikatakan, salah satu insiden melibatkan pemukulan terhadap seorang prajurit yang mabuk.
Dalam kejadian lainnya, ia memerintahkan bawahannya untuk mengikat seorang prajurit ke salib kayu selama empat jam sebagai hukuman.
Selain dituduh melakukan penyiksaan dan penganiayaan terhadap bawahannya, Pastukh juga disebut-sebut memeras uang dari anggota angkatan.
Komandan Pastukh juga diduga terlibat dalam insiden lain terkait perselisihan mengenai rekaman video kondisi kehidupan yang buruk di barak.
Pastukh menghadapi dakwaan penyalahgunaan wewenang, dengan ancaman hukuman penjara hingga 12 tahun.
Terhubung dengan kasus lain
Kasus ini semakin kompleks karena Pastukh terhubung dengan Kolonel Oleh Poberezhniuk, yang merupakan ayah baptisnya dan juga komandan Brigade Jembatan Ponton ke-211.
Baca juga: Perang Rusia-Ukraina Hari ke-1038: Brigade Veliky Lug ke-65 Kibarkan Bendera Ukraina di Robotyne
Pada Kamis (19/12/2024), Poberezhniuk ditahan dan didakwa dengan penyalahgunaan kekuasaan, Barrons melaporkan.
Ia diduga memerintahkan empat bawahannya untuk membantunya membangun rumah pribadi di Oblast Khmelnytskyi pada musim gugur 2023, alih-alih bertugas di garis depan.
Brigade Jembatan Ponton ke-211, yang dibentuk pada Agustus 2023, terlibat dalam pekerjaan teknik dan pembangunan pertahanan.
Namun, mereka tidak berpartisipasi langsung dalam pertempuran.