TRIBUNNEWS.COM - Direktur RSUD Kanjuruhan Kabupaten Malang, Boby Prabowo mengungkapkan pihaknya menangani lebih dari 100 korban akibat kerusuhan yang terjadi seusai pertandingan antara Arema vs Persebaya di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Sabtu (1/9/2022).
“Korban ringan-berat ada 93 orang dengan spesifikasi 89 (luka) ringan-sedang dan 4 cedera otak berat. Sedangkan korban meninggal 21 korban,” tuturnya dalam Breaking News Kompas TV, Minggu (2/9/2022).
Boby mengungkapkan untuk korban dengan luka ringan kebanyakan karena iritasi mata akibat gas air mata yang ditembakan anggota kepolisian.
Sedangkan korban yang mengalami luka sedang disebut mengalami patah tulang.
“Kemudian yang (luka) sedang, luka-luka akibat trauma mungkin karena terinjak ya. Luka sedangnya adalah patah tulang diduga ada dislokasi tulang,” jelasnya.
Bobby menjelaskan seluruh korban telah dirawat dengan baik oleh pihak RSUD Kanjuruhan.
Baca juga: Detik-detik Kerusuhan Usai Laga Arema vs Persebaya, Suporter Sempat Kejar Pemain ke Ruang Ganti
Lebih lanjut, Bobby mengungkapkan korban meninggal yang berada di RSUD Kanjuruhan merupakan kiriman dari rumah sakit swasta lain yang juga ikut menjadi rujukan.
“Ini meninggal yang dikirim oleh ambulans langsung dari Stadion Kanjuruhan dan oleh rumah sakit swasta yang kecil di sekitar kami.”
“Jadi korban yang kami tangani (dalam keadaan) meninggal itu tidak ada,” ujarnya.
Sementara, kata Bobby, 2 jenazah telah dibawa oleh pihak keluarga untuk dimakamkan.
Diketahui, kerusuhan terjadi seusai pertandingan Arema vs Persebaya di Stadion Kanjuruhan pada Sabtu (1/10/2022).
Hingga berita ini diturunkan, sebanyak 127 orang meninggal dunia dan 180 korban luka-luka.
Informasi ini disampaikan oleh Kapolda Jawa Timur, Irjen Pol Nico Alfinta dalam konferensi pers, Minggu (2/9/2022).
“Dalam peristiwa tersebut 127 orang meninggal dunia. Dua di antaranya anggota Polri. Yang meninggal di stadion ada 34 (korban) sisanya di rumah sakit saat upaya proses penolongan.”