TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tentara Nasional Indonesia (TNI) merayakan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-77 pada Rabu (5/10/2022).
Pengamat Politik President University, Muhammad A.S. Hikam meminta Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa lebih fokus memperhatikan tentang kesejahteraan.
Upaya memperhatikan kesejahteraan prajurit itu, kata dia, perlu dilakukan karena TNI merupakan gardan terdepan menjaga keamanan dan pertahanan Indonesia.
“Kita berpikir logis besarnya Indonesia, pentingnya pertahanan Indonesia, ya kembali pada jati diri TNI, yang menjadi bagian pertahanan, pembela negara yang menyatu dengan rakyat. Satu dengan rakyat itu artinya mereka care dengan apa yang terjadi di tempat prajurit di bawah-bawah, bukan sibuk pencitraan,” ujar Hikam dalam keterangannya pada Selasa (4/10/2022).
Menurutnya, adalah tidak baik jika pimpinan TNI terjebak pada godan viralisme, meskipun perkembangan teknologi super canggih. Memperjuangkan kesejahteraan prajurit lebih utama ketimbang membangun pencitraan.
"Kalau kita lihat kondisi dunia sekarang ini sangat dipengaruhi apa yang disebut digital media, sosial media, medsos sehingga seseorang itu, terutama yang berada di puncak pimmpinan mereka tidak lagi menyukai atau tertarik dengan subtansi. Tapi, mereka lebih tertarik kepada viralitas, mereka menjadi viral. Itu artinya mereka ini terjebak pada godaan viralisme, sehingga mereka lupa kepada rakyat itu. Apakah mereka mempunyai perilaku yamng mengana di hati prajurit,” tandasnya.
Baca juga: Penampakan Berbagai Alutsista Canggih Milik TNI Dipamerkan di Depan Istana Negara
Hikam kemudian meminta Jenderal Andika meneladani dan menjadikan mantan Panglima TNI Muhammad Jusuf Amir sebagai inspirasi.
Sebab, lanjut Hikam, selama menjadi orang nomor satu di lingkungan TNI, M Jusuf terus mempedulikan nasib kesejahteraan TNI.
Bahkan hal remeh-temeh pun, M Jusuf tanyakan kepada prajurit.
“Contohnya almarhum M Jusuf. M Jusuf kalau ke daerah, yang ditanyakan “kamu sudah punya pacar belum, kamu sudah beristri belum, keluargamu (sejahtera) belum”. Sampai segitunya,” tambah Mantan Menteri Negara Riset dan Teknologi era Presiden Gus Dur ini.
M Jusuf disampaikan Hikam tidak akan tertarik pada pencitraan meskipun pada saat itu teknologi super canggih seperti saat ini.
“Beliau tidak tertarik viralisme. Waktu itu memang belum ada viralisme seperti sekarang. Tapi, kalaupun ada begitu, pak Jusuf tidak akan tertarik (pencitraan). Beliau lebih mempedulikan bagaimana prajurit-prajurit kesejahteraannya,” tegasnya.
Hikam berharap Jenderal Andika memperioritaskan kesejahteraan prajurit.
Jangan sampai ada prajurit yang kelaparan dan kekurangan gizi karena mereka menjadi garda terdepan dalam menjaga kedaulatan Indonesia.
“Janhan hanya insidentil, hanya ketahuan media baru mereka bergerak. Sebab, menjaga keamanan dan pertahanan itu 24 jam dalam sehari,” harap tokoh politik Nahdlatul Ulama (NU) itu.