News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Kerusuhan di Stadion Kanjuruhan

AKBP Ferli Hidayat Sempat Usul Jadwal Arema VS Persebaya Diubah, Broadcaster Tetap Minta Malam Hari

Penulis: Miftah Salis
Editor: Whiesa Daniswara
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sejumlah suporter berdoa di depan pintu masuk tribun 12 Stadion Kanjuruhan pascakerusuhan yang menelan banyak korban jiwa, di Kabupaten Malang, Jawa Timur, Selasa (4/10/2022)- AKBP Ferli Hidayat ternyata sempat usul pada LIB agar mengubah jadwal laga Arema FC Vs Persebaya. Indosiar disebut tetap minta malam hari.

TRIBUNNEWS.COM- AKBP Ferli Hidayat, mantan Kapolres Malang yang saat tragedi Kanjuruhan pada Sabtu (1/10/2022) masih menjabat, ternyata sempat usul pada PT Liga Indonesia Baru (LIB) agar mengubah jadwal laga Arema FC Vs Persebaya.

Namun, TGIPF mengungkap bahwa PT LIB tak merespon dengan baik.

Indosiar selaku broadcaster pun disebut tetap meminta agar pertandingan digelar pada malam hari.

Tragedi Kanjuruhan yang memakan 132 korban jiwa kini terus diselidiki.

Pihak kepolisian juga telah menetapkan enam tersangka atas tragedi yang terjadi di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang tersebut.

Gas air mata yang dilontarkan ke penonton diduga menjadi salah satu penyebab tragedi tersebut.

Pelaksanaan pertandingan yang digelar pada malam hari juga menjadi perhatian.

Baca juga: Komnas HAM Kantongi Video Penyebab Tragedi Kanjuruhan, akan Umumkan Hasil Investigasi Siang Ini

Komisi Nasional Hak Asasi Manusia mengungkap, AKBP Ferli Hidayat yang saat itu menjabat sebagai Kapolres Malang ternyata sempat mengusulkan agar PT LIB mengubah jam pertandingan menjadi sore hari.

Alasannya yakni karena faktor keamanan.

Namun, PT LIB disebut tidak merespon baik usulan dari AKBP Ferli Hidayat.

Anggota Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) Tragedi Kanjuruhan, Letjen TNI (Purn) Doni Monardo mendatangi dan meninjau lokasi jatuhnya banyak korban meninggal dunia di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Jumat (7/10/2022). Doni Monardo menyampaikan temuan bahwa pintu stadion ada yang terkunci saat peristiwa tragedi Kanjuruhan terjadi, Sabtu (1/10/2022). SURYA/PURWANTO (SURYA/PURWANTO)

“Jadi ada komunikasi antara PT LIB dengan Kapolres Malang, di mana Kapolres Malang meminta perubahan jam dengan alasan yang paling penting adalah soal keamanan, tapi itu tidak direspons dengan baik,” kata Komisioner Komnas HAM, Choirul Anam di Kantor Kemenko Polukam, Jakarta, Selasa (11/10/2022) malam, mengutip Kompas.com.

Anam menduga bahwa ada faktor structural PT LIB yang sangat kuat dalam tragedi tersebut.

“Bau strukturalnya sangat kuat dari pihak LIB,” kata Anam.

Sementara itu, Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) Tragedi Kanjuruhan mengatakan bahwa pihak broadcaster yakni Indosiar meminta PT LIB agar pertandingan Arema FC melawan Persebaya tetap digelar pada malam hari.

Dalam pengakuan PT LIB kepada TGIPF, permintaan tersebut harus dipenuhi.

“PT LIB mengatakan, broadcaster (Indosiar) mintanya begitu, harus dipenuhi, menurut LIB,” ujar anggota TGIPF Rhenald Kasali, Selasa (11/10/2022), mengutip Kompas.com.

Faktor kontrak bernilai besar membuat PT LIB memenuhi permintaan broadcaster.

Pihak broadcaster pun disebut tetap kukuh agar pertandingan digelar pada malam hari lantaran PT LIB sudah terlalu banyak mengubah jadwal.

“Saya sempat tanyakan, kita (PT LIB) sudah terlalu sering ubah jadwal (laga Liga 1),” tambahnya.

Sementara itu, pihak Indosiar membantah telah mengatur jam tayang.

Direktur Program dan Produksi Indosiar dan SCTV, Harsiwi Achmad menyebut bahwa jam tayang Liga 1 telah ditentukan oleh PT LIB berkoordinasi dengan Indosiar.

“Jadwal tayang itu sudah disusun oleh LIB, dikoordinasikan dengan Indosiar kemudian dalam perjalanannya terjadi dinamika dan ending-nya memang LIB yang menentukan tayang, kemudian Indosiar harus mengikuti jadwal tayang tersebut,” tambahnya.

Harsiwi juga membantah soal pertandingan yang sengaja ditayangkan malam hari karena pertimbangan prime time dan soal adanya kepentingan iklan rokok.

“Saya kemukakan itu tidak benar,” katanya.

(Tribunnews.com/Salis, Kompas.com/Achmad Nasrudin Yahya)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini