Laporan Reporter Tribunnews.com, Naufal Lanten
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) menyebutkan bahwa hasil uji laboratorium terkait gas air mata akan selesai pada Jumat (14/10/2022) besok.
Hal itu dikatakan Komisioner Komnas HAM Beka Ulung Hapsara di kantor Komnas HAM, Jakarta Pusat, Kamis (13/10/2022).
Adapun saat ini, Komnas HAM masih menunggu informasi terkait hasil pemeriksaan itu.
“Kita tunggu, katanya tiga hari. Mungkin besok bisa keluar, tapi kita tunggu saja,” kata Beka Ulung Hapsara.
Baca juga: Komnas HAM Targetkan Laporan Investigasi Tragedi Kanjuruhan Lengkap Pekan Depan
Namun dia tidak mengungkap di laboratorium mana gas air mata itu diuji.
Beka menjelaskan Komnas HAM akan mendalami terkait kandungan, masa kedaluwarsa hingga komposisi gas air mata.
“Setelah dan sebelum kedaluwarsa itu seperti apa, termasuk juga dampak bagi kesehatan,” ujarnya.
Sebab, menurut dia, jika diperhatikan lebih jauh gas air mata yang kedaluwarsa menyisakan bekas fisik seperti mata merah bagi korban selama berhari-hari.
Sebaliknya jika gas air mata tersebut belum dalam masa kedaluwarsa, korban cenderung lebih cept pulih.
“Ini yang kita mintakan dari lab ujinya, termasuk analisanya,” ujarnya.
Baca juga: Komnas HAM Dalami Bahan Kimia Gas Air Mata Saat Tragedi Kanjuruhan dan Dampaknya Bagi Kesehatan
Sebelumnya, Komisioner Komnas HAM RI Beka Ulung Hapsara mengatakan saat ini pihaknya tengah mendalami bahan kimia dari gas air mata yang dipakai pihak kepolisian saat Tragedi Stadion Kanjuruhan Malang.
Selain itu, kata dia, pihaknya juga mendalami terkait masa kedaluwarsa gas air mata tersebut dan dampaknya bagi kesehatan.
Beka mengatakan saat ini pemeriksaan tersebut masih dilakukan di laboratorium.
"Jadi yang didalami soal gas air mata adalah soal tentu saja pertama kandungan kimianya, kemudian masa kedaluwarsanya, komposisi kimia setelah dan sebelum kedaluwarsa itu seperti apa, termasuk juga dampak bagi kesehatan," kata Beka di kantor Komnas HAM RI Jakarta Pusat pada Kamis (13/10/2022).
Gas air mata tersebut, kata dia, dampaknya secara fisik kepada korban telah terlihat.
Korban yang terkena gas air mata, kata dia, matanya masih merah selama berhari-hari setelah tragedi yang terjadi pada Sabtu (1/10/2022) itu.