TRIBUNNEWS.COM - Wakil Ketua LPSK, Edwin Partogi mengungkap detik-detik masuknya penonton pertama ke lapangan Stadion Kanjuruhan setelah laga Arema FC dengan Persebaya Surabaya, Sabtu (1/10/2022).
Hal tersebut disampaikan Edwin dalam konferensi pers virtual LPSK pada hari ini, Kamis (13/10/2022).
Edwin menjelaskan sekitar pukul 22.03 WIB ada penonton dari arah tribun timur yang melompat memasuki lapangan dan mencoba menghampiri pemain Arema FC.
Di area masuknya penonton tersebut terlihat tidak ada steward maupun aparat keamanan yang berjaga sehingga penonton tersebut bisa masuk ke tengah lapangan.
Kemudian ada penonton kedua yang juga turun ke lapangan untuk menghampiri pemain Arema FC dan berhasil memeluk sang kiper Arema FC.
Penonton yang pertama turun ke lapangan justru gagal menghampiri pemain Arema.
Baca juga: BREAKING NEWS Detik-detik Penonton Pertama Masuk ke Lapangan Stadion Kanjuruhan, hingga Terjadi Keos
"Kita masuk menit di pukul 22.03 WIB, dimana setelah peluit panjang penonton masuk pertama kali. Pemain menuju penonton di tribun timur untuk menyapa, ada penonton yang melompat dan disitu pertama kalinya ada penonton yang masuk ke area lapangan."
"Kita lihat di sekeliling lapangan sudah tidak ada lagi steward maupun aparat keamanan. Disini yang ke lapangan pertama malah gagal untuk menyalami pemain Arema FC."
"Yang berhasil masuk dan memeluk pemain Arema itu penonton yang kedua itu di pukul 22.03 WIB," kata Edwin dalam tayangan Breaking News Kompas TV, Kamis (13/10/2022).
Edwin pun menekankan jika pada saat itu kondisi masih aman dan tidak ada yang mengkhawatirkan.
"Ini nampak dalam video ini tidak ada hal yang mengkhawatirkan, masuknya penonton ke lapangan diperbolehkan," terang Edwin.
Baca juga: Update Tragedi Kanjuruhan: Kronologi Meninggalnya Korban ke-132, Data Dirawat hingga Pengobatan Mata
Setelah itu ada sejumlah penonton yang juga berusaha masuk ke lapangan, tapi jumlahnya masih kecil.
Kemudian pada pukul 22.04 WIB barulah sejumlah penonton masuk dari arah tribun timur dan menghampiri para pemain Arema FC,
Mereka nampaknya menyemangati para pemain Arema FC, terutama sang kiper yang terlihat dipeluk oleh penonton.
"Jadi awal-awal kita bisa lihat jumlah penonton yang masuk itu masih di angka yang sangat kecil hanya, 4 atau 5 penonton, sampai dengan yang bawa bendera itu juga masih dalam jumlah yang sangat kecil."
"Sekitar pukul 22.04 WIB baru terlihat sejumlah penonton masuk dari Tribun timur kemungkinan tribun 8. Mereka seperti menyemangati pemain bola, khususnya kiper yang dipeluk, kemudian ada juga informasi meminta kaos," ungkap Edwin.
Baca juga: Komnas HAM Akan Dalami Tanggung Jawab PSSI, PT LIB dan Broadcaster Terkait Tragedi Kanjuruhan
Edwin menyebut, pemain Arema FC yang terakhir masuk ke ruang ganti adalah sang kiper Adilson Maringa.
Kemudian di depan tribun VIP terlihat ada flare yang menyala dan ada konsentrasi massa di sana.
Massa kemudian dihalau oleh steward dan aparat, tapi tidak terlihat adanya kekerasan.
"Pemain terakhir yang terakhir masuk ke ruang ganti adalah aldison maringga sepertinya. Kemudian pukul 22.05 WIB ada flare nyala di depan tribun VIP."
"Kita lihat ada konsentrasi massa di depan tribun VIP, ada nampak massa dihalau, tidak terlihat jelas, dan terlihat dalam penghalauan tersebut dari orang yang berseragam," imbuhnya.
Baca juga: Komnas HAM Buka Peluang Minta Keterangan Eks Kapolda Jatim Irjen Nico Afinta soal Tragedi Kanjuruhan
Dari arah tribun utara, antara arah tribun 6-7 ada lagi massa yang berusaha masuk ke lapangan.
Terlihat juga massa yang berusaha berfoto di depan gawang dengan memakai spanduk.
Namun massa tersebut masih bisa dihalau dan kembali di tribun asalnya secara damai, tanpa ada benturan fisik.
"Kalau lihat disini massa dari tribun utara itu bergeser ke arah utara, artinya mematuhi permintaan atau arahan petugas untuk kembali ke tribun utara.
"Kalau kita lihat di arah tribun utara 6 7 itu ada massa yang berusaha masuk ke lapangan, nampak juga aktivitas foto di depan gawang memakai spanduk."
Baca juga: Setelah Komnas HAM, Hari Ini Giliran LPSK Sampaikan Investigasi Tragedi Kanjuruhan ke Publik
"Kita lihat juga tadi sebagian besar massa itu kembali ke tribunnya ke arah utara dengan damai, tidak ada benturan fisik," terang Edwin.
Kemudian di pukul 22.08 terlihat massa dari tribun timur antara arag tribun 8-9 mengarah ke tengah dan dihalau aparat berseraham kembali ke asal.
Ketika massa dari arah selatan didorong aparat untuk kembali ke asalnya, massa dari utara kembali ke tengah dan berujung pada penghalauan dari aparat dengan menggunakan kekerasan.
"Di pukul 22.08 WIB dari sekitar detik 24-32 nampak massa dari tribun timur antara arah tribun 8-9 ini mengarah ke tengah dan kemudian oleh aparat berseragam di tengah lapangan pakai tameng dan tongkat dihalau kembali ke arah asalnya."
"Ketika yang diarah selatan sedang didorong, dari utara kembali ke arah tengah. di bagian ini kita bisa lihat kekerasan yang dilakukan aparat berseragam yang menggunakan tameng dan tongkat," tuturnya.
Baca juga: TGIPF Kanjuruhan Didesak Selidiki Jenis Gas Air Mata yang Digunakan Polisi
4 Pihak yang Saling Lempar Tanggung Jawab dalam Tragedi KanjuruhanMenurut Mahfud MD
Diberitakan sebelumnya, Menko Polhukam Mahfud MD mengungkapkan empat pihak yang saling lempar tanggung jawab dalam tragedi Kanjuruhan yang menyebabkan 132 orang meninggal dunia tersebut.
Diketahui empat pihak tersebut adalah Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI), PT Liga Indonesia Baru (LIB), panitia pelaksana (Panpel), serta pihak broadcaster pemegang hak siar Liga 1.
Bahkan Mahfud juga menyebut keempat pihak yang terlibat dalam pertandingan Arema FC vs Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan tersebut saling berlindung di aturan formalnya masing-masing.
"Sekarang ada saling lempar tanggung jawab, kata PSSI bilangnya sudah ke LIB. LIB sudah ke Panpel, kemudian Panpel juga, macem-macem lah, broadcaster juga sama saling lempar."
Baca juga: Komnas HAM Pastikan Cairan yang Ditemukan Terkait Tragedi Kanjuruhan Ternyata Obat untuk Ternak Sapi
"Semua berlindung di aturan formal masing-masing," kata Mahfud dalam tayangan video di kanal YouTube Kompas TV, Kamis (13/10/2022).
Lebih lanjut Mahfud mengakui jika setiap pihak memiliki pasal dan kontraknya masing-masing dalam menyelenggarakan pertandingan di Stadion Kanjuruhan ini.
Namun Mahfud menekankan jika Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) akan menggali keadilan substantif dan kebenaran substansial dari tragedi Kanjuruhan ini.
Mahfud menambahkan, keadilan dan kebenaran itu juga yang nantinya akan disampaikan TGIPF kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Baca juga: Soal Tragedi Kanjuruhan, Shin Tae-yong: Jika Ketua PSSI Mundur, Saya Juga Harus Mengundurkan Diri
"Kalau kebenaran formalnya, sudah lah, masing-masing punya pasal, masing-masing punya kontrak. Tapi keadilan substantifnya dan kebenaran substansialnya itulah yang akan digali oleh TGIPF dan itu yang akan disampaikan ke Presiden," tegas Mahfud.
Selain itu menurut Mahfud, TGIPF juga akan memberikan rekomendasi-rekomendasi kebijakan yang baik dan bagus bagi dunia persepakbolaan Indonesia.
"Sehingga kita nanti akan memberikan rekomendasi-rekomendasi kebijakan yang baik dan bagus bagi dunia persepakbolaan Indonesia," pungkas Mahfud.
(Tribunnews.com/Faryyanida Putwiliani)
Baca berita lainnya terkait Kerusuhan di Stadion Kanjuruhan.