TRIBUNNEWS.COM - Mantan Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Bambang Widjojanto menyoroti Pemilu 2024 yang dirasa sangat kompleks.
Dengan kompleksnya pemilu mendatang ia mempertanyakan apakah ada jaminan atau tidak Pemilu 2024 tidak akan mengulang tragedi sebelumnya dalam Pemilu 2019 yang memakan banyak korban nyawa.
“Ketika nanti pemilu serentak 2024 dengan komplikasi yang begitu dahsyat, apa jamiannya tragedi kematian itu tidak pernah terulang kembali,” ujar Bambang dalam paparannya dalam Serial Diskusi Menyisir Problematika Pemilu 2024: Refleksi dan Aksi yang berlangsung secara daring, Kamis (13/10/2022).
Bambang juga menambahkan, tragedi yang membuat banyak korban berguguran ini tidak pernah ditelusuri dengan proses investigasi yang bersungguh.
Padahal, menyusur ke belangkang, banyaknya korban nyawa akibat proses pemilu tidak pernah terjadi sebelumnya.
“Karena ada fakta yang tidak pernah ada dalam seluruh penyelenggaraan pilplres sebelumnya atau seluruh penyelenggaraan pemilu sebelumnya. Persitiwa itu tidak mungkin dihapus di jejak digital, 894 petugas pemungutan suara meninggal dan 15 ribu orang sakit, sebagian besarnya petugas pemungutan suara pemilu 2019,” ujar Bambang.
“Ada hasil investigasi Kementerian Kesehatan di 28 provinsi, di situ disebutkan sebagaina besar yang terlibat dan meninggal adalah yang gagal jantung, stroke, dan penyakit lainnya. Tapi tidak pernah ada satu independen commision yang secara sungguh-sungguh melakukan investigasi terhadap kematian itu, terhadap tragedi itu,” tambahnya.
Baca juga: Badan Ad Hoc Pemilu Diusulkan Dilindungi Asuransi, KPU: Kami Ingin Tapi Pemerintah Pilih Santunan
Menurut Bambang, penyelenggara pemilu nantinya harus bersungguh-sunggu dalam memilih para petugas pemilu, dalam hal ini memperhitungkan dengan baik catatan kesehatan serta kompetensi para calon petugas.
Hal ini disebut Bambang sebagai sebuah tantangan dasar jika hendak melakukan pemilu secara jujur dan adil ke depannya.
“Itu sebabnya tantangan fundamentalnya adalah, jika kita ingin melakukan pemilu secara jujur adil demokratis,” tegasnya.