News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Institut Teknologi Indonesia Melantik dan Mengambil Sumpah 31 Insinyur Lulusan Perdana PS PPI

Penulis: Hasanudin Aco
Editor: Theresia Felisiani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Prof Ir Krishna Mochtar, ST, MSCE, PhD, IPU. Program Studi Program Profesi Insinyur (PS PPI) Institut Teknologi Indonesia (ITI) melantik dan mengambil sumpah insinyur 31 lulusan perdananya dengan gelar profesi Insinyur (Ir) pada acara wisuda ITI sekaligus Dies Natalis ITI ke-38 pada 16 Oktober 2022. 

"Tapi untuk mendapatkannya harus punya gelar profesi insinyur yang berbeda dengan zaman dahulu (70 dan 80) yang memberikan gelar Perguruan Tinggi Fakultas Tehnik yaitu gelar akademik dan yang sekarang menjadi gelar profesi," terangnya.

Menurut dia ini menjadi penting untuk disosialisasikan dan tentunya wajib dilaksanakan.

" Kalau sekedar Sarjana Tehnik (ST) waktu zaman saya dulu masih bisa boleh langsung kerja. Tapi dengan adanya UU Keinsinyuran tidak boleh dan ada sangsinya," ungkapnya.

Untuk Keinsinyuran adapun syarat  yang dipenuhi yakni, 24 SKS dan diharuskan magang minimal 2 tahun (Program Reguler) sampai 4 tahun melalui Jalur Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL).

"Setelah kami sosialisasikan, kemudian ada 41 pendaftar yang pada akhirnya kami seleksi kembali melalui pendaftaran ulang menjadi 32 pendaftar RPL. Sedangkan yang Program Reguler tidak ada. karena, saya pikir ini kurang menarik membutuhkan waktu 1 tahun apalagi biayanya cukup mahal," tutur Krishna Mochtar.

Kemudian membuka prakter keinsyuran sebagai tugas akhir.

Baca juga: Sandiaga Minta Insinyur Bantu Sektor Pariwisata & Ekonomi Kreatif Serta Tingkatkan Peran Perempuan

Sebagai informasi ini merupakan lulusan pertama yang lulus di bulan Agustus 2022 dan selanjutnya menggelar sumpah insinyur yang dilakukan oleh PII sesuai UU Keinsyuran.

"Sebetulnya kita turun dari technopreneur university. Kami mempunyai visi dan misi tentunya mendidik lulusan kami agar berjiwa technopreneur yang harus mandiri, memberi kemanfaat dan juga inovasi. Tiga hal itulah yang ada dalam materi kuliah penyetaraan untuk praktek Keinsyuran," tungkas Krishna Mochtar yang sebagai dosen tetap ITI.

Krishna Mochtar berharap, secara khusus ITI yang dibentuk oleh PII tahun 1983 - 1984, merasakan minat Keinsyuran sangat berkurang dan pada akhirnya konsen untuk mencetak para insinyur untuk Yayasan Teknologi Indonesia yang kemudian ITI ('84).

Kemudian mencetak Sarjana Tehnik PS PPI tentunya  juga menambah tenaga insinyur yang dibutuhkan di negeri ini membangun serba teknologi yang memang saat ini belajar tehnik sangat menurun.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini