Sementara itu, Bambang, teman seangkatan Presiden yang mengingat Presiden sebagai sosok yang rajin beribadah.
"Orangnya rajin, jadi waktu kuliah pun keluar izin cuma untuk salat,” ucap Bambang.
Salah satu kenangannya bersama Jokowi yakni ketika mendaki Gunung Kerinci.
Pada suatu momen, ia ingin memetik bunga Edelwis yang ada di alam sebagai kenang-kenangan naik gunung.
Namun hal itu dicegah Jokowi dan mengatakan agar cukup menikmati alam saja tanpa merusak atau mengambil sesuatu dari sana.
"Ngapain mas Bambang, nikmati saja. Bawa pulang paling nanti juga jadi sampah," ucap Bambang mengingat perkataan Jokowi kala itu.
Bambang juga mengenang Presiden Jokowi sebagai pemersatu kelompok-kelompok mahasiswa yang ada saat itu.
Melalui organisasi mapala di fakultasnya, menurut Bambang, Presiden telah mempersatukan kelompok-kelompok tersebut melalui aktivitas naik gunung.
“Pak Jokowi itu pemersatu. Dulu kan ada kelompok-kelompok, ada HMI, GMNI, terus putih, tapi beliau yang menyatukan di wadah Silvagama trus naik gunung bareng-bareng. Itulah terus jadi kompak,” lanjutnya.
Isu Ijazah Palsu
Sebelumnya, Jokowi digugat ke Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Pusat terkait dugaan ijazah palsu Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), dan Sekolah Menengah Atas (SMA) saat proses pemilihan presiden dan wakil presiden periode 2019-2024.
Gugatan ke pengadilan dilayangkan oleh penulis buku Jokowi Undercover, Bambang Tri Mulyono.
Selain itu, tudingan ijazah palsu juga dikatakan oleh Sugik Nur Rahardja atau Gus Nur di dalam podcast di YouTube Gus Nur 13 Official.
Pihak Universitas Gadjah Mada (UGM) melalui rektor Ova Emilia menegaskan ijazah dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) tidaklah palsu.