Laporan Wartawan Tribunnews, Taufik Ismail
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia, Arsjad Rasjid, mengajak pengusaha dalam negeri ikut mendukung program pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN), Kalimantan Timur.
Hal itu dikatakan Arsjad pada acara "Jajak Pasar Ibu Kota Nusantara," di The Ballroom Djakarta Theater, Jakarta, pada Selasa, (18/10/ 2022).
“Saya mengajak rekan-rekan pengusaha sekalian untuk membangun jalur pertumbuhan baru bagi Indonesia melalui investasi, menjadi bagian dari masa depan Indonesia Baru. Mari bersama kita mengukir sejarah dan peradaban baru, mewujudkan pertumbuhan ekonomi baru untuk mencapai visi Indonesia Emas, menjadi negara berkekuatan ekonomi terbesar ke-4 di dunia di tahun 2045 dengan menyukseskan pembangunan IKN Nusantara,” ujar Arsjad
Di acara yang diselenggarakan oleh Badan Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) dan KADIN Indonesia itu, Arsjad Rasjid mengatakan, Ibukota yang baru di Kalimantan Timur, adalah simbol Indonesia baru yang siap menjawab tantangan global, sebagai kota yang mengandalkan konektivitas, kota cerdas, yang layak huni, dan berkelanjutan.
Baca juga: Hadapi Resesi, Kepala BPIP: Nilai Pancasila Akan Menjadi Pendorong Kebangkitan Bangsa
Dari perspektif ekonomi, menurutnya IKN yang baru, IKN Nusantara, bisa menjadi poros kekuatan baru Indonesia yang dapat mengoptimalkan potensi ekonomi seluruh wilayah Indonesia.
Kehadiran IKN Nusantara di Pulau Kalimantan menurut Arsjad Rasjid akan menggeser pusat ekonomi Indonesia yang selama ini bergantung di Pulau Jawa.
Dengan sendirinya, akan terjadi keseimbangan baru, baik dari sisi populasi penduduk, pertumbuhan pusat-pusat ekonomi baru, maupun pemerataan ekonomi.
“Selama ini lebih dari 60 persen kontribusi ekonomi nasional berasal dari Pulau Jawa, dengan tingkat kepadatan penduduk mencapai 57 persen. Hal ini menimbulkan persoalan yang pelik terhadap pertumbuhan ekonomi dan laju urbanisasi, termasuk daya dukung lingkungan seperti ketersediaan air bersih, pembabatan kawasan hutan, dan menipisnya ruang terbuka hijau,” katanya.
Sementara itu Presiden Joko Widodo, dalam kesempatan yang sama mengatakan, pemindahan Ibukota Negara bukan sekadar memindah gedung kementerian, maupun pemindahan gedung Istana Presiden maupun gedung Istana Wakil Presiden.
Kata Presiden, bukan fisik yang kita pindahkan, tetapi juga membangun budaya kerja baru dan mindset ekonomi baru.
"Indonesia sebagai negara besar harus berani melangkah punya agenda besar, ini demi kemajuan negara. Jika kita tidak berani transformasi dari sekarang sampai kapanpun kita akan sulit jadi negara maju dan untuk keberlanjutan IKN Nusantara, bapak ibu tidak perlu ragu dan bimbang karena payung hukumnya sudah jelas," ujar Jokowi.
Baca juga: Kejar Target Penurunan Emisi Karbon, Kadin Ajak Perusahaan Nasional Transisi Menuju Net Zero
Lebih lanjut dia menjelaskan, bahwa ibukota baru akan dibangun dengan prinsip kelestarian lingkungan.
Selain itu, di IKN Nusantara budaya yang ingin dibangun adalah budaya kerja produktif, serta layanan masyarakat yang paperless.
"Jadi Nusantara adalah masa depan Indonesia bisa terwujud dengan upaya bersama. Bukan hanya pemerintah yang karena kami hanya siapkan 20 persen, sedangkan 80 persen kepada investor termasuk bapak ibu yang hadir malam hari ini. Investasi terbuka lebar, mau di mana di sebelah mana, di kawasan Inti ya harganya beda, finansial center, healthcare center, education center, silahkan. Saya sampaikan ini kesempatan pertama dan kesempatan emas yang tidak terulang lagi," kata Presiden.
Ketua Badan OIKN Bambang Susantono di acara tersebut mengatakan, pihaknya terus membuka peluang bagi investor untuk berpartisipasi dalam pembangunan IKN di beberapa sektor, seperti transportasi, smart city, pertanian logistik, farmasi, energi bersih, kesehatan, bangunan komersial, dan bangunan untuk hunian.