News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

PROFIL Jakarta Islamic Centre yang Terbakar, Lokasi Berdirinya Masjid Bekas Tempat Prostitusi Besar

Penulis: Milani Resti Dilanggi
Editor: Daryono
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kubah Jakarta Islamic Centre atau Masjid Jami' Jakarta Center kebakaran pada Rabu (19/10/2022) sore ini.

TRIBUNNEWS.COM - Berikut profil Kubah Jakarta Islamic Centre atau Masjid Jami' Jakarta Center yang mengalami kebakaran pada Rabu (19/10/2022) sore ini.

Diwartakan Tribunnews sebelumnya, Kubah Jakarta Islamic Centre dilaporkan terbakar pada pukul 15.24 WIB.

Diduga kebakaran tersebut dipicu adanya percikan las pekerja yang sedang memperbaiki kubah masjid.

"Katanya sih lagi perbaikan kubah ada yang ngelas terus percikan apinya kena benda yang mudah terbakar," ujar warga sekitar lokasi kejadian, Ahmad Wigi, , Rabu (19/10/2022).

Kronologi kebakaran di Masjid Islamic Jakarta Centre, Jakarta Utara, Rabu (19/10/2022). (Kolase Tribunnews)

Lokasi JIC Bekas Tempat Prostitusi Terbesar di Asia Tenggara

Dikutip dari Islamic-center.or.id, Jakarta Islamic Centre (JIC) adalah sebuah masjid serta lembaga pengkajian dan pengembangan Islam di Jakarta. 

JIC terletak di Jalan Kramat Jaya Raya Nomor 1, RT 06/RW 01, Tugu Utara, Koja, Jakarta Utara. 

JIC didirikan berdasarkan Perda Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta No 11/2014 tanggal 20 Agustus 2014 tentang Pusat Pengkajian dan Pengembangan Islam Jakarta. 

Sebelum menjadi Pusat Pengkajian dan Pengembangan Islam Jakarta, lokasi JIC berdiri ini sempat menjadi tempat prostitusi yang dikenal dengan nama lokalisasi Kramat Tunggak.

JIC menempati lahan bekas kawasan lahan lokalisasi terbesar se-Asia Tenggara pada era 1970-1999.

Dilansir Tribunnews sebelumnya, lokalisasi Kramat Tunggak merupakan lokasi rehabilitasi sosial bagi pekerja seks komersil yang diresmikan oleh Gubernur DKI Jakarta kala itu, Ali Sadikin.

Pada awal pembukaannya tahun 1970-an, terdapat 300 orang wanita tuna susila (WTS) dengan 76 orang muncikari.

Kemudian, di tahun 1999 menjelang ditutupnya lokasi ini, jumlah WTS mencapai 1.615 yang dibawahi 258 orang muncikari.

Alih-alih menjadi tempat pembinaan bagi para pekerja seks, tempat tersebut justru menjadi tempat para muncikari melancarkan niatnya. 

Keberadaan tempat itu membuat gerah masyarakat yang tinggal di sekitarnya.

Mereka pun mendesak agar lokalisasi Kramat Tunggak ditutup.

Pembangunan JIC atas Inisiasi Gubernur Sutiyoso

Pusat Pengkajian dan Pengembangan Islam Jakarta atau Jakarta Islamic Centre (JIC) di Jalan Kramat Jaya, Koja, Jakarta Utara, merupakan bangunan yang dahulu menjadi pusat prostitusi terbesar di Asia Tenggara. Area ini dibangun pada 2001 dan diresmikan mantan Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso tahun 2003. (Zintan Prihatini/KOMPAS.com) ()

Masih dikutip dari laman resmi JIC, pada tahun 1997 direkomendasikan agar Lokres tersebut ditutup. 

Kemudian pada tahun 1998 dikeluarkan SK Gubernur KDKI Jakarta No. 495/1998 tentang penutupan panti sosial tersebut.

Lokres Kramat Tunggak kemudian secara resmi ditutup pada 31 Desember 1999. 

Pemda Provinsi DKI Jakarta melakukan pembebasan lahan eks lokres Kramat Tunggak.

Setelah dibebaskan banyak muncul gagasan terhadap lokasi bekas Kramat Tunggak tersebut. 

Ada yang mengusulkan pembangunan pusat perbelanjaan (mall), perkantoran dan lain sebagainya.

Baca juga: Masjid Islamic Centre Terbakar Seusai Pelaksanaan Ibadah Salat Ashar, Warga: Banyak Jemaah Berlarian

Namun Gubernur H. Sutiyoso memiliki ide lain yaitu membangun Islamic Centre.

Gagasan Gubernur DKI Jakarta dua periode itu mendapatkan respon yang sangat positif.

Pembangunan Masjid Raya Jakarta Islamic Centre, mulai berjalan di tahun 2001.

Tak lama setelahnya, Masjid Raya Jakarta Islamic Centre, bangunan utama yang menjadi pusat berkumpulnya jemaah berdiri dengan megah.

Lalu, pada 4 Maret 2003, akhirnya diresmikan oleh Sutiyoso.

Fasilitas Jakarta Islamic Center

Dikutip dari Jakarta.go.id, selain sebagai sebuah masjid yang juga menjadi pusat kajian agama Islam, JIC juga dilengkapi dengan sarana pendidikan, bisnis, hingga wisma.

Pembangunan wisma dimulai pada tahun 2007, dengan rencana luas lahan wisma 21.452 meter persegi.

Wisma tersebut dibagi tiga gedung, yaitu gedung bisnis center dengan luas 5.653 meter persegi, convention hall atau balai pertemuan 4.582 meter persegi, dan hotel 11.217 meter persegi.

Biaya pembangunan wisma ini sebesar Rp278 Miliar.

Selain itu pada tahun 2004 juga dibangun gedung pendidikan dan pelatihan yang memakan biaya Rp59 Miliar. 

(Tribunnews.com/Milani Resti/ Hasanudin Aco)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini