Kemudian rekonstruksi berlanjut pada adegan 24 yang memeragakan Bharaka Yasin Fuadi menembak ke arah sentel ban sisi selatan samping kiri gawang sebanyak satu kali.
"Menggunakan senjata laras licin kaliber 38 menembakkan amunisi warna merah," ujar pengatur rekonstruksi.
Adegan yang memeragakan penembakan gas air mata itu diakhiri dengan penembakan oleh Bharada Izuki Lindan sebanyak satu kali ke arah sentel ban di sisi selatan belakang gawang.
Dirinya menggunakan senjata berkaliber 38 milimeter dengan amunisi berwarna merah.
Beda Temuan Polisi dengan TGIPF dan Komnas HAM
Ketika berkaca dari rekonstruksi adegan penembakan gas air mata maka bisa disimpulkan memiliki perbedaan dengan temuan Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF).
Pada dokumen Bab V Kesimpulan dan Rekomendasi poin 5E tentang aparat keamanan tertulis bahwa gas air mata ditembakkan juga ke arah tribun selain di lapangan Stadion Kanjuruhan.
"Melakukan tembakan gas air mata secara membabi buta ke arah lapangan, tribun, hingga di luar lapangan," demikian tertulis dalam hasil investigasi tersebut.
Adanya temuan tembakan gas air mata ke arah tribun juga disampaikan oleh Komnas HAM.
Komisioner Komnas HAM, Choirul Anam mengatakan tembakan gas air mata bahkan ditembakan pertama kali ke arah tribun penonton di bagian selatan.
"Gas air mata ditembakkan ke tribun selatan," ujar Anam pada Rabu (12/10/2022) dikutip dari Kompas.com.
Baca juga: Komnas HAM Bakal Gali Soal Komunikasi PT LIB dengan Kapolres Malang Terkait Tragedi Kanjuruhan
Pada kesempatan yang sama, Anam juga mengatakan kondisi stadion tergolong aman dan terkendali pada 14-20 menit setelah laga Arema vs Persebaya selesai.
Namun setelah itu, keadaan menjadi ricuh dan tak terkendali.
"14-20 menit kondisi stadion masih terkendali. Pemain Arema kemudian menyampaikan permintaan maaf kepada Aremania."
"Selanjutnya pada saat pemain Arema menuju ruang ganti, sejumlah Aremania menghampiri pemain dan memeluk pemain dengan tujuan memberikan semangat," pungkas Anam.
(Tribunnews.com/Yohanes Liestyo Poerwoto)(Kompas.com/Vitorio Mantalean)(YouTube Kompas TV)
Artikel lain terkait Kerusuhan di Stadion Kanjuruhan