News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Mantan Kepala Bappenas: Jakarta Tanpa Status Ibu Kota Tetap Eksis, Tak Akan Redup

Penulis: Wahyu Gilang Putranto
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi Kota Jakarta - Pengunjung menyaksikan pertunjukkan video mapping pada acara Monas Week 2022 di kawasan Monas, Jakarta, Jumat (14/10/2022). Mantan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Andrinof Chaniago, Jakarta akan tetap eksis meski nantinya tidak lagi menyandang status Ibu Kota.

Dikatakan Andrinof, di sisi lain, sumber masalah struktural Jakarta adalah pertumbuhan penduduk yang tinggi di kawasan pinggiran Jakarta, dengan tingkat pertimbuhan sekitar 3,5-4 persen per tahun.

Urbanisasi yang tinggi ke Jabodetabek dinilai sumber munculnya berbagai masalah bagi kota Jakarta, mulai soal sampah, kemacetan, polusi, banjir dan sebagainya.

Munculnya IKN sebagai magnet baru di Kawasan Tengah dan Timur, ungkap Andrinof, akan mengendurkan laju kedatangan penduduk ke Jabodetabek.

"Kemudian dengan pemindahan itu, harus kita sambut dengan agenda menata Jakarta untuk menjadi berkualitas secara lingkungan, ekonomi dan sosial."

"Salah satu langkah strategis adalah dengan memperbanyak hunian vertikal dan membangun kawasan-kawasan terpadu. Jakarta harus menuju kota seperti Kota Taipei dan Singapura yang model huniannya didominasi oleh hunian vertikal," ungkapnya.

Presiden Jokowi menggunakan jalur laut mengunjungi Ibu Kota Nusantara (IKN) di Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, Selasa (25/10/2022). (Sekretariat Presiden)

Dia menambahkan, pembangunan IKN adalah proses jangka panjang yang tentunya bisa menciptakan multiplier effect terhadap banyak wilayah di Indonesia, tak hanya Kaltim saja.

Untuk itu dengan pecahnya magnet Kota Jakarta atau bergesernya Ibukota, Andrinof mengatakan bicara efeknya tidak hanya pada Jakarta.

Tetapi, jelas, pemindahan ibukota itu memberi peluang bagi Jakarta untuk menata diri.

Terlebih, lanjutnya, pembangunan Jakarta harus menjadi pelajaran, sehingga kawasan satelit di sekitarnya bisa benar-benar tak terjadi ketimpangan jika dibandingkan Ibu Kota.

"Ini bicara pemerataan. Kawasan luar Jawa penduduk sedikit, pulaunya banyak, tetapi kesejahteraannya kurang."

"Ini kita perbaiki lewat IKN. Jangan mengulang Jakarta dengan Jabodetabeknya. Daerah satelit seperti Tenggarong, Samarinda, Penajam dan Kota Baru menjadi wilayah sangat penting," ungkap dia.

Sementara Prof Paulus Wirutomo dari UI, menerangkan, Jakarta punya peran tak kalah penting dalam penataan masyarakatnya.

Mengingat pengangguran, kesenjangan, pembangunan yang tak mengakar, menjadi masalah serius.

Untuk itu jika tak mendapatkan status Ibu Kota, Jakarta harus berbenah untuk mengatasi kesenjangan dalam kehidupan masyarakatnya.

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Klik Di Sini!

Berita Populer

Berita Terkini