News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Cegah Liberalisme, BPIP: Pendidikan Pancasila Bakal Perkuat Jati Diri Bangsa

Penulis: Fahdi Fahlevi
Editor: Theresia Felisiani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Jenderal (Purn) Try Sutrisno dalam Pembekalan Materi Pendidikan dan Pelatihan Pembinaan Ideologi Pancasila Bagi Penceramah, Pengajar, dan Pemerhati yang digelar di Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat, Selasa (19/11/2019). Try Sutrisno mengatakan di era pascarefomasi banyak cendekiawan yang membawa semangat liberalisme dan kapitalisme ke Tanah Air dari luar negeri.

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dewan Pembina Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Try Sutrisno mengatakan di era pascarefomasi banyak cendekiawan yang membawa semangat liberalisme dan kapitalisme ke Tanah Air dari luar negeri.

Menurut Try Sutrisno, secara tidak sadar ideologi-ideologi ini semakin mengkerdilkan Pancasila.

"Anasir-anasir ini kerdil yang berpandangan bahwa gagasan dari luar negeri lebih baik dari kearifan lokal bangsa sendiri," kata Try Sutrisno melalui keterangan tertulis, Jumat (28/10/2022).

"Mereka tidak sadar bahwa nilai yang mereka bawa telah menggerogoti dan menggerus jati diri bangsa sebagai satu-satunya hak milik bangsa yang paling berharga," tambah Try Sutrisno.

Hal tersebut diungkapkan oleh Try Sutrisno dalam seminar bertajuk Pendidikan Hukum dan Pancasila, di Kampus UI, Depok.

Wakil Presiden Indonesia keenam ini turut menjelaskan bagaimana hanya dalam empat tahun pascareformasi, UUD 1945 empat kali dilakukan amandemen.

Menurut Try Sutrisno, hal ini dapat membuat sirna tujuan nasional untuk mewujudkan keadilan dan kemakmuran bagi bangsa dan negara sesuai Pancasila.

Pendidikan Pancasila, menurut Try Sutrisno, perlu ditanamkan kepada generasi penerus untuk membendung pemikiran ini.

“Menghadapi situasi ini, ada dua pilihan, diam saja, kehilangan jati diri atau bangkit untuk memperkuat kembali jati diri. Di sinilah arti penting pendidikan, dan penggemblengan generasi penerus bangsa menghadapi tantangan masa depan. Bagaimana dapat diisi wawasan kebangsaan, perjuangan, dan kebudayaan," jelas Try Sutrisno.

Sementara itu, Ketua DPD RI AA Lanyalla M. Mattalitti mengatakan pada era reformasi, penghayatan Pancasila harus kembali diperkenalkan dengan metode yang terkini.

"Menurut Ki Hajar Dewantara, anak-anak didik ini sangat perlu diajar ihwal kebangsaan dan nasionalisme,” kata Lanyalla.

Baca juga: Anggota Komisi II: Nilai-nilai Pancasila Harus Menjadi Jati Diri Masyarakat Indonesia

Ketua Pusat Kajian Hukum (Puskakum) FH-UI Supardjo Sujadi mengatakan Pancasila perlu disistematiskan dalam bidang kajian yang otonom.

Serta mempersiapkannya dalam kurikulum pendidikan tinggi hukum dan segala jenjang masyarakat.

"Mencoba menyikapi fenomena perubahan dunia yang berpengaruh signifikan terhadap Indonesia,” ungkap Supardjo.

Dalam diskusi panel tersebut, para pembicara sepakat soal pentingnya penghayatan Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini