Ia berpesan seorang Pranata Humas dapat bekerja layaknya staf hotel tersebut, yaitu bekerja dengan sepenuh hati.
"Totalitas bekerja, kita memberikan pelayanan terbaik. Tidak memedulikan dari suku dan agama manapun, tapi dia melayani dengan baik dan penuh kehangatan," ajaknya.
Departemen Kemitraan dan Hubungan Internasional AMSI Amrie Hakim memberikan tips dalam menulis isu G20 agar lebih dekat dengan masyarakat.
"Bagaimana menyampaikan sesuatu yang menurut persepsi masyarakat itu sulit, menjadi hal yang mudah dimengerti," paparnya.
Baca juga: Jelang KTT G20 di Bali, Presiden Xi Jinping Ingin Buka Dialog dengan Amerika Serikat
Salah satu tips menulis yang dapat dipraktikkan adalah menghubungkan sebuah narasi dengan drama Korea (Drakor).
"Jadi, kita menyampaikan beberapa topik, berkaca pada Drakor yang kita anggap relevan dengan message yang mau kita dorong, supaya masyarakat memahami," kata Amrie.
Ketua Umum Iprahumas Thoriq Ramadani menyampaikan bahwa pembuatan buku ini merupakan bagian dari Program Kerja Nasional Pengurus Pusat Iprahumas periode 2022-2024.
Ia berharap buku ini menjadi sumbangsih bagi kemajuan kehumasan Pemerintah.
"Semoga buku ini menjadi sumbangsih kemajuan kehumasan Pemerintah secara khsusus, bagi kehumasan tanah air dan global secara umum. Semoga menjadi sebuah legacy kesukesan atas penyelenggaraan Presidensi G20 Indonesia,” harapnya.
Hal senada disampaikan Ketua Bidang Kerja Sama dan Riset Iprahumas Winda Eka Putri.
"Pembaca mengetahui dan mengenal lebih dekat warna-warni aktivitas Humas Pemerintah baik yang berhubungan langsung dengan pekerjaan mereka maupun gagasan terkait Presidensi G20," kata Eka Putri.
Sebagai informasi, buku ini mengulas tema yang menarik, seperti digitalisasi, jejaring dan kolaborasi, kesehatan, Pranata Humas berkelas, dan transisi energi.