News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Polisi Tembak Polisi

Fakta Baru Kasus Ferdy Sambo, Ungkap Kejadian Magelang, Duren Tiga, Hingga Anak Putri Candrawathi

Penulis: Adi Suhendi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Terdakwa Putri Candrawathi bersama Ferdy Sambo menghadiri sidang kasus pembunuhan berencana Brigadir Nopriansyah Yosua Hutabarat (Brigadir J) di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Selasa (1/11/2022). Dalam sidang Bharada E kemarin terungkap sejumlah fakta berdasarkan keterangan ajudan dan ART Ferdy Sambo.

Dijelaskan Bharada E, insiden pelecehan seksual yang dimaksudkan yaitu saat Brigadir J disebut mengangkat Putri Candrawathi.

Padahal, rekannya itu tidak sempat mengangkat Putri Candrawathi.

"Saya melihat, (Brigadir J) baru mau mengangkat," ungkapnya.

Bharada E mengaku dirinya tidak tahu alasan Putri meminta bantuan untuk mengangkatnya ke kamar lantai dua.

Hanya saja, saat itu dirinya diajak Brigadir J untuk membantu mengangkat Putri.

"Saya tidak tau kalau pada saat itu beliau sakit atau nggaknya. Karena saat itu saya di samping lalu bang Yos datang memanggil saya terus saya ke dalam bersama almarhum," jelasnya.

Ia menuturkan bahwa dirinya sempat menawarkan diri untuk membopong Putri ke kamar lantai dua.

Namun saat itu ditolak, sehingga Susi bersama Kuat Maruf yang membawa Putri ke kamar.

"Di situ almarhum meminta sama saya untuk membantu mengangkat Ibu PC. Tapi saat saya mengangkat saudara PC ini memberikan tangan kepada saya. Jadi saya mundur," katanya.

2. Peristiwa Duren Tiga

Dalam sidang pun terungkap gerak gerik Ferdy Sambo saat sebelum dan setelah mengeksekusi Brigadir J di rumah dinasnya, Kompleks Polri Duren Tiga, Jakarta Selatan pada 8 Juli 2022.

Ajudan Ferdy Sambo, Adzan Romer dalam kesaksiannya mengungkap detik-detik Ferdy Sambo mendatangi rumah dinasnya.

Awalnya Adzan Romer diminta Ferdy Sambo menemaninya bermain bulutangkis dari rumah pribadinya di Jalan Saguling, Jakarta menuju ke Depok.

Saat itu, dia ditemani bersama ajudan Ferdy Sambo lainnya bernama Prayogi.

Dalam perjalanan, Ferdy Sambo sempat menelepon seseorang saat berada di dalam mobil.

Baca juga: Adzan Romer Beberkan Momen Ferdy Sambo Angkat Tangan saat Ditodong Senjata Setelah Bunuh Brigadir J

Namun, Romer tidak mengetahui siapa yang ditelepon Ferdy Sambo saat itu.

"Saya cuma dengar 'halo halo' saja. Bapak pakai airpods, saya tidak dengar," kata Romer.

"(Telepon) Saat melewati gerbang antara Saguling dengan Duren Tiga ada dengar 'halo halo," sambungnya.

Setelah itu, tiba-tiba Ferdy Sambo meminta Romer menghentikan laju kendaraannya tepat di depan rumah dinas Kompleks Polri Duren Tiga, Jakarta Selatan.

Saat itu, Ferdy Sambo tidak mengucapkan kata apa pun.

“Bapak minta berhenti.. ‘berhenti di sini’, tidak dijelaskan mau ngapain, terus saya turun, saya turun duluan membukakan pintu. Tapi tidak langsung turun, sempat jalan lagi ditinggal mobil itu sekitar 10 meter. Saya tunggu bapak buka pintu dari dalam dulu baru saya buka,” kata Romer.

Seusai turun dari mobil, Romer pun melihat Ferdy Sambo ternyata telah memakai sarung tangan hitam. Kemudian, dia pun melihat Ferdy Sambo tak sengaja menjatuhkan senjata apinya.

"Saya lihat senjata itu ditaruh di saku celana kanan, celana PDL dengan tangan kanan,” jelasnya.

Romer pun tak berburuk sangka dan tetap menunggu dari luar rumah dinas Ferdy Sambo.

Namun, tiba-tiba dia dikagetkan dengan suara letusan senjata api dari dalam rumah Ferdy Sambo.

Ia mendengar tembakan sebanyak tiga kali.

Hal itu membuatnya refleks dan mengambil senjata Glock 17 miliknya.

Dia sempat berteriak dari luar perihal kondisi dari dalam rumah.

“Saya refleks ambil senjata lari ke depan, saya teriak tapi tidak apa-apa. Sudah saya kokang senjata saya. Saya analisa tidak ada apa-apa,” ujar Romer.

Tak lama setelah itu, Romer kembali mendengar suara tembakan dari dalam rumah.

Dengan begitu, total ada lima suara tembakan yang didengarnya saat insiden tersebut.

Hal tersebut membuatnya memberanikan diri untuk masuk ke dalam rumah melalui pintu samping garasi menuju dapur.

Salah satu saksi kasus pembunuhan Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J, Adzan Romer mengungkap detik-detik Ferdy Sambo datang ke rumah dinas Duren Tiga hingga usai mengeksekusi Brigadir J.

Saat itulah, Romer tidak sengaja bertemu dengan Ferdy Sambo yang tengah akan keluar rumah.

Saat itu, Romer melihat Ferdy Sambo tak lagi pakai sarung tangan.

Namun, saat itu tangannya refleks langsung menodongkan senjata kepada Ferdy Sambo yang kemudian diikuti angkat tangan dari bosnya tersebut.

“Saya kaget dan saya angkat senjata, saya todong FS,” kata Romer.

Melihat ajudannya menodongkan senjata api, Ferdy Sambo pun mengangkat tangannya.

“Saya todong bapak terus angkat tangan, tidak pakai sarung tangan. Terus dia bilang ‘ibu, ibu di dalam’ saya masuk ke dalam, pak FS keluar kayak mencari ambulans gitu,” jawab Romer.

Setelah itu, Adzan Romer pun masuk ke dalam rumah.

Di dalam rumah dia bertemu Rizky Rizal dan Kuat Maruf.

"Ketemu bang Ricky, saya tanya ada apa?, tidak dijawab, Ricky tidak pegang senjata, setelah itu saya masuk ada bang Kuat, saya tidak bertanya, saya langsung jalan ke arah kamar," kata Romer.

Di dekat kamar, Romer bertemu dengan Bharada E.

Hal yang sama juga ditanyakan Romer kepada Bharada E saat melihat jasad Brigadir J yang sudah terkapar.

"Ada Richard (Bharada E) di situ. Saya tanya ada apa Chad? 'Saya refleks bang'," ucap Romer menirukan jawaban Bharada E.

Singkat cerita, Ferdy Sambo yang ditemuinya sebelumnya keluar rumah kembali masuk ke rumah dan hendak menyikut Romer.

"Tidak lama bapak masuk ke dalam, bapak mau menyikut saya saat berada di depan pintu kamar ibu," ucapnya.

Sementara ajudan Ferdy Sambo lainnya, Brigadir Daden Miftahul Haq menceritakan seluruh kejadian pasca penembakan yang dialami Brigadir Yosua.

"Kalau datangnya dari sana dapur, jalan ke sini, di sini almarhum (Yosua) deket dapur terus setelahnya sekitar 2 meter bang Ricky terus Romer, Richard di sini, terus saya belakangnya Richard," kata Daden seraya menunjukkan tata letak orang yang terlibat dalam insiden itu.

Untuk posisi Putri Candrawathi sendiri kata Daden berada di dalam kamar.

Hal itu dia pastikan setelah mendengar adanya kegiatan di dalam kamar.

Setelahnya, Ferdy Sambo kata Daden langsung masuk ke dalam kamar Putri Candrawathi untuk membawanya pulang ke rumah pribadi di Jalan Saguling III yang tak jauh dari rumah dinas.

"Sama bapak (Ferdy Sambo) terus bapak memerintahkan bang Ricky untuk antar ibu ke rumah Saguling," ucap Daden.

Kata Daden, Ferdy Sambo memberikan peringatan kepada ajudan, kalau kejadian yang sebenarnya terjadi itu dapat dijadikan pelajaran.

"Bapak ngomong bagaimana kalau ini terjadi kepada anak, istri, atau keluarga kalian?" jawab Daden.

Namun, Deden tidak mengetahui maksud dari ucapan Ferdy Sambo tersebut.

Setelahnya, Ferdy Sambo terlihat langsung merangkul Bharada Richard Eliezer atau Bharada E yang diketahui menjadi salah satu orang yang menembak.

Kepada Bharada E, Ferdy Sambo menyatakan kalau dirinya siap untuk bertanggungjawab atas insiden ini.

"Siap, yang saya dengar, dia megang Richard dan mengatakan tenang saja chad, saya akan membela kamu walaupun pangkat dan jabatan taruhannya," kata Daden

"Dirangkul? Pakai tangan kanan atau tangan kiri?" tanya Hakim.

"Seinget saya tangan kiri," tukas Daden.

3. Hubungan Putri Candrawathi dan Ferdy Sambo

Dalam sidang juga terungkap hubungan Putri Candrawathi dan Ferdy Sambo.

Awalnya Ketua Majelis Hakim Wahyu Iman Santoso menanyakan Susi soal kepindahan keluarga Ferdy Sambo dari Jalan Bangka Kemang ke Jalan Saguling, Jakarta pada 2021 lalu.

Lalu, Hakim menanyakan Susi apakah Istri Fedy Sambo, Putri Candrawathi ikut pindah ke Jalan Saguling.

Kemudian, Susi pun terdiam dan tidak menjawab pertanyaan hakim tersebut.

Lalu, Hakim kembali mencecar apakah Ferdy Sambo sering mendatangi Jalan Saguling menemui istrinya kepada Susi.

"Apakah Ferdy Sambo ikut pindah ke Saguling? Setiap hari?," tanya Majelis Hakim.

"Tidak juga," jawab Susi.

Lalu, Hakim pun kembali menanyakan pertanyaan yang sama kepada Susi.

Namun, kali ini jawaban Susi justru berbeda soal seberapa sering Ferdy Sambo tinggal di Jalan Saguling.

"Seberapa sering FS ke Saguling? Atau tidak pernah sama sekali sejak Putri pindah? Apakah menginap disana?" tanya Majelis Hakim.

Baca juga: Hakim Heran Ajudan Putri Candrawathi Semuanya Laki-laki

"Sering ke Saguling," jawab Susi.

Namun, kesaksian Susi dibantah Bharada E.

Bharada E mengungkapkan bahwa Ferdy Sambo sudah pisah rumah dengan istrinya Putri Candrawathi.

Keduanya pun hanya bertemu setiap akhir pekan.

Bharada E menjelaskan, keterangan Susi yang menyebutkan kerap memasak sarapan pagi untuk Ferdy Sambo di rumah Jalan Saguling, Jakarta, tak benar.

Adapun Ferdy Sambo memang telah lama tinggal di rumahnya yang lain di Jalan Bangka, Jakarta.

"Saudara saksi (Susi) mengatakan Pak FS lebih sering di Saguling dan saudara saksi sering menyediakan sarapan untuk saudara FS. Karena sesuai faktanya saudara FS ini lebih sering di kediaman di Bangka untuk Sabtu Minggu baru balik ke Saguling," kata Bharada E dalam persidangan di PN Jakarta Selatan pada Senin (31/10/2022).

Di sisi lain, Bharada E juga membantah pernyataan Susi soal Brigadir J tidak memiliki kamar di rumah Ferdy Sambo di Jalan Saguling. Padahal, dia telah biasa menempati sebuah kamar ajudan.

"Bahwa saudara almarhum tidak memiliki kamar di jalan Saguling, saya ingin membantah karena saudara almarhum memiliki kamar di Jalan Saguling. Kamar ajudan itu memang disitu barang barang almarhum semua," jelasnya.

4. Asal Usul Anak Keempat Putri Candrawathi

Dalam sidang pun terungkap asal usul anak keempat Putri Candrawathi.

Awalnya, Hakim Ketua Wahyu Imam Santoso bertanya kepada Susi jumlah anak dari Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi.

"Berapa anak Putri?" Tanya Hakim di ruang sidang Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Senin (31/10/2022).

"Ada empat yang mulia," jawab Susi.

Selanjutnya, Imam bertanya siapa saja nama anak Ferdy Sambo dan Putri.

Namun, hanya anak terakhir yang disebut Susi tanpa ada nama Sambo di belakangnya.

"Coba siapa saja anak-anaknya?" tanya Hakim lagi.

"Trisa sambo, Tribrata Sambo, Datia sambo, Mas Arka," jawab Susi.

"Umur berapa Arka?" lanjut Hakim

"Setahun setengah," jawabnya.

"Lahir di mana? kata Hakim

"Di rumah Bangka," jawab Susi.

Kemudian, tiba-tiba Hakim bertanya soal siapa yang melahirkan Arka yang disebut Susi anak terakhir dari Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi.

Dalam hal ini, Hakim bertanya sampai tiga kali terkait hal itu dan selalu dijawab Susi jika Arka merupakan anak dari Putri Candrawathi yang lahir pada 23 Maret 2021.

"Ibunya yang melahirkan Arka siapa?" tanya Hakim lagi.

"Ibu Putri Candrawathi," jawab Susi.

"Saudara bohong? siapa yang melahirkan?" Hakim kembali bertanya.

"Ibu Putri," jawab Susi.

"Saudara tetap pada keterangan jika Putri yang melahirkan?" tegas Hakim

"Siap, Ibu Putri," jawab Susi.

Namun, pengakuan Susi terbantahkan dengan keterangan yang diberikan ajudan Ferdy Sambo, Daden Miftahul Haq.

Deden mungkap bila Putri Candrawathi tidak pernah hamil pada 2019.

Hal tersebut diungkap Deden menjawa pertanyaan hakim.

"Dari 2019 dia (Putri Candrawathi) pernah hamil melahirkan?" tanya Hakim.

"Kalau menurut saya tidak yang mulia," jawab Daden.

"Tadi saudara Susi mengatakan bahwa anak ibu PC itu dilahirkan kurang lebih satu setengah tahun, kalau satu setengah tahun kan berarti 2019-2020. Dia ngotot itu anaknya bu PC, saudara bilang tidak pernah melihat saudara PC hamil?" Hakim kembali bertanya.

"Siap yang mulia," jawab Daden.

Selanjutnya, Hakim kembali bertanya kepada Daden soal kelahiran anak bungsu eks Kadiv Propam Polri Itu.

"Sejak kapan bayi ada di rumah?" tanya Hakim.

"Mohon izin yang mulia pertanyaan ini menyangkut dengan kasus?" Daden kembali bertanya ke Hakim.

"Ini menyangkut kasus," ucap Hakim.

"Siap mphon izin yang mulia, setahu saya ibu sama bapak ini tidak berkenan anaknya yang paling kecil dikhawatirkan masa depannya," jawab Daden.

"Ini di persidangan tidak ada kaitannya dengan masa depan atau apapun," sanggah Hakim.

"Siap yang mulia," ucap Daden.

"Siap untuk anak ibu PC dan bapak yang paling kecil itu anak adopsi yang mulia. Namun untuk prosesnya saya tidak tahu," sambung Daden.

Kemudian setelah mendengar keterangan Deden, Susi pun mencabut keterangannya soal anak Putri Candrawathi.

"Mohon maaf Pak soal anak saya cabut," kata Susi.

5. Acara Makan-makan Setelah Brigadir J Tewas

ART Ferdy Sambo, Susi mengaku baru mengetahui Brigadir Yosua Hutabarat alias Brigadir J tewas tiga hari setelah kejadian.

Ia mengetahui Brigadir J sudah tiada setelah ramai pemberitaan di media soal peristiwa di rumah dinas Ferdy Sambo pada Senin, 11 Juli 2022.

Susi mengatakan dua hari setelah insiden penembakan Brigadir J atau tepatnya Minggu, 10 Juli 2022, Putri Candrawathi menggelar makan-makan perayaan Idul Adha.

Acara makan-makan tersebut, menurut ART Susi, diikuti para ajudan dan para asisten rumah tangga Ferdy Sambo.

Susi mengaku kembali bertemu Putri Candrawathi, setelah tewasnya Brigadir J, saat acara makan-makan bersama perayaan Idul Adha itu berlangsung.

"Ketemu sekali (dengan Putri) pas makan bareng, hari Minggu pas Lebaran Idul Adha (10 Juli 2022)," kata Susi saat ditanya Majelis Hakim.

Susi tak mencurigai acara makan-makan bersama itu, meski tidak dihadiri Brigadir J.

Putri Candrawathi juga tak menyinggung keberadaan Brigadir j saat makan-makan bersama itu berlangsung.

Hakim lantas bertanya apakah Putri Candrawathi atau yang lain menyinggung keberadaan Brigadir J saat acara makan bersama itu.

"Tidak ada," jawab Susi.

Saat acara itu, Susi mengaku tidak menyangka bahwa Brigadir J sudah meninggal dunia.

Susi baru mengetahui kalau Brigadir J meninggal saat munculnya pemberitaan Senin 11 Juli 2022.

"Saya kaget soalnya kan tembak menembak dengan Om Richard (Bharada E), padahal dari Magelang kan (Brigadir J) masih hidup. Saya lihat berita, belum terima kenyataan itu." ujar Susi. (Tribunnews.com/ abdi/ igman/ rizki)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini