News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Polisi Tembak Polisi

Setelah Brigadir J Tewas Ditembak, Ferdy Sambo Pukul Tembok dengan Keras, Matanya Berkaca-kaca

Penulis: Miftah Salis
Editor: Siti Nurjannah Wulandari
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Terdakwa Ferdy Sambo menghadiri sidang kasus pembunuhan berencana Brigadir Nopriansyah Yosua Hutabarat (Brigadir J) di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Selasa (1/11/2022)- Setelah Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J tewas ditembak, Ferdy Sambo disebut memukul tembok dengan keras.

TRIBUNNEWS.COM- Setelah Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J tewas ditembak, Ferdy Sambo disebut memukul tembok dengan keras.

Sambo bahkan juga terlihat berkaca-kaca tampak sedih.

Hal ini disampaikan oleh eks Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Selatan AKBP Ridwan Soplanit saat menjadi saksi dalam sidang kasus obstruction of justice terkait perkara dugaan pembunuhan berencana terhadap Brigadir J.

Ridwan hadir menjadi saksi dalam sidang terdakwa Hendra Kurniawan dan Agus Nurpatria di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Kamis (3/11/2022).

Dalam sidang tersebut, Ridwan memberikan kesaksiannya saat datang ke TKP tewasnya Brigadir J di rumah dinas Sambo di Duren Tiga pada 8 Juli 2022.

Baca juga: Terungkap Kondisi di Rumah Duren Tiga Sesaat Setelah Brigadir J Dieksekusi, Ferdy Sambo Tampak Sedih

Saat itu, Sambo mengaku kepada Ridwan bahwa ia tak melihat peristiwa penembakan yang terjadi.

Sambo saat itu masih melancarkan skenarionya soal peristiwa tembak menembak antara Bharada E dan Brigadir J.

Ridwan mengatakan, Sambo saat itu menunjuk ke arah pintu kamar dan menyebut bahwa kejadian tersebut terjadi karena istrinya atau Putri Candrawathi dilecehkan.

Mantan Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Selatan, Ridwan Soplanit. (Kolase Tribunnews.com (kompas.com/Cynthia Lova-Ady Prawira Riandi))

Ferdy Sambo bahkan sempat memukul tembok denga keras.

"Tangan kanan memukul ke arah tembok dengan keras. Kepalanya nyandar di tembok matanya berkaca-kaca tampak sedih," kata Ridwan, mengutip Kompas.com.

Ridwan juga mengaku bahwa Ferdy Sambo meminta agar pengusutan kematian Brigadir J tidak disebarluaskan.

Alasannya karena kematian Brigadir J berkaitan dengan dugaan pelecehan terhadap Putri Candrawathi.

"Saat itu (Sambo mengatakan) jangan ramai-ramai, karena itu terkait masalah pelecehan, jangan ngomong kemana-mana dulu, kurang lebih gitu," ungkap Ridwan dalam persidangan di Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Selatan, Kamis, (3/11/2022), mengutip Kompas.com.

Ridwan mengaku datang ke TKP setelah adanya permintaan dari Ferdy Sambo.

(Tribunnews.com/Salis, Kompas.com/Irfan Kamil)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini