TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua bidang Prasarana dan Sarana SEA Games XIX Tahun 1997, Letjen TNI Marinir (Purn) Suharto mengaku angkat topi dengan kerja keras Panitia Penyelenggaraan SEA Games XIX 1997 yang sukses menyelenggarakan Pesta Olahraga Asia Tenggara ini tanpa dukungan logistik berupa alokasi APBN dari pemerintah.
“Dana SEA Games 1997 lalu, tak sepeserpun dari pemerintah. Tetapi hebatnya, Indonesia keluar sebagai juara umum. Ini prestasi yang membanggakan,” ujar Suharto di Jakarta, Minggu (6/11/2022).
Menurut Suharto, dana penyelenggaraan SEA Games waktu itu bersumber dari konsorsium swasta.
Baca juga: Kuasa Hukum Sebut KMP SEA Games XIX Tak Berhubungan Langsung dengan Bambang Trihatmodjo
Konsorsium ini diberi amanah oleh Presiden melalui Kemenpora dan KONI mencarikan dana untuk pelaksanaan SEA Games XIX tahun 1997 di Jakarta.
Sementara negara tidak memiliki pos anggaran untuk pelaksanaan SEA Games XIX tahun 1997 di Jakarta yang mendadak pada waktu itu.
Sehingga panitia penyelenggara melalui Konsorsium Swasta Mitra Penyelenggara (KMP) SEA Games XIX, bekerja ekstra keras untuk bisa mendapatkan dana sehingga SEA Games ini dapat terselenggara dan sukses.
“Memang tidak ada dukungan dana dari pemerintah dan tidak dianggarkan dalam APBN saat itu,” jelasnya.
Dia menerangkan dana penyelenggaraan SEA Games ini bukan bersumber dari APBN.
Tetapi dana ini murni dari pihak swasta yang diberi tugas oleh negara untuk mencarikan dana.
Di dalam Permenkokesra terkait saat itu disampaikan KMP SEA Games XIX hanya mencarikan pendanaan untuk kepentingan SEA Games XIX tahun 1997 di Jakarta.
Karena itu, kata dia, sangat tidak tepat jika pemerintah kembali mengungkit-ungkit dana SEA Games 1997 ini.
“Event ini mendadak maka tidak ada anggaran untuk perhelatan akbar tersebut, yang merupakan kepentingan negara Indonesia,” terangnya.
Seperti diketahui, tuan rumah perhelatan SEA Games 1997 adalah negara Brunai Darussalam.
Baca juga: Kuasa Hukum Sebut Dana Talangan SEA Games 1997 Bukan untuk Kepentingan Pribadi Bambang Trihatmodjo
Namun tiba-tiba Brunei mengundurkan diri lantaran tidak siap.