TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto berkunjung ke benteng Van den Bosch, di Ngawi, Minggu (6/11/2022).
Selama 30 menit, Hasto mengelilingi benteng yang dibangun di era penjajahan Belanda.
Dia sangat tertarik dan meminta penjelasan di berbagai sudut ruangan yang dikunjunginya.
"Revitasilisasi benteng Van den Bosch ini mengingatkan kemerdekaan itu tidak taken for granted, tapi harus terus dijaga," ucap Hasto di benteng Van den Bosch, Ngawi, Minggu.
Badan usaha milik negara Indonesia yang bergerak di bidang konsultansi konstruksi, PT Virama Karya, yang memugar kembali benteng yang terletak di Jalan Untung Suropati No.II, Pelem II, Ngawi.
Team Leader dari PT Virama Karya, Wawan Sudarmawan, menyambut kedatangan Hasto dan rombongan dan memberi paparan terhadap apa yang sudah dikerjakan.
Hasto didampingi mantan Bupati Ngawi Budi 'Mas Kanang' Sulistyono, bupati dan wakil bupati saat ini Ony Anwar dan Dwi Rianto Jatmiko, serta Ketua DPRD Provinsi Jatim Kusnadi.
"Dengan geopolitik saat ini kita harus membangun ketahanan di sektor pangan, energi dan penguasaan iptek dan pengembangan budaya Nusantara. Kalau Belanda saja yang dari segi ukuran relatif kecil bisa menguasai kita yang besar berarti bukan hal berarti hal itu tidak mungkin terjadi lagi meski penjajahan dalan bentuk lain," ucap Hasto.
Oleh karena itu, Hasto mengajak semua pihak membangun terus semangat disiplin dan spirit sebagai bangsa yang merdeka. Semua harus bekerja keras atas kemerdekaan Indonesia ini.
Bupati Ngawi Ony Anwar mengatakan Presiden Joko Widodo mencanangkan revitalisasi di kawasan benteng ini pada awal 2019 lalu.
"Saat itu Bupati dijabat Mas Kanang," kata Ony.
Kepada Hasto, Wawan memaparkan bagaimana pihaknya membangun kembali benteng itu dengan tetap menjaga keaslian bangunan.
Berdasarkan catatan sejarah, pada tahun 1825 Ngawi berhasil direbut dan diduduki oleh Belanda.
Baca juga: Hadiri Undangan Asosiasi Kepala Desa, Hasto Tegaskan Komitmen PDIP Bangun Indonesia dari Desa
Untuk mempertahankan kedudukan dan fungsi strategis Ngawi serta menguasai jalur perdagangan, Pemerintah Hindia Belanda membangun sebuah benteng yang selesai pada tahun 1845. Benteng ini sengaja dibuat lebih rendah dari tanah sekitar yang dikelilingi oleh tanah tinggi sehingga terlihat dari luar terpendam.