Di desa yang juga dikenal penghasil nikel itu, Batik Donggala atau Batik Bomba sudah ada sejak jaman penjajahan Belanda.
Kain tenun dengan Batik Bomba merupakan perpaduan antar kerajaan-kerajaan di Sulawesi Tengah dan Bugis pada saat itu.
Proses pembuatannya pun tidaklah mudah, karena dibuat dengan metode tradisional.
Pengerajin melakukan tiga tahap pembuatan, yaitu pencelupan, menenun dan memintal.
Terdapat tiga motif Batik Bomba yang variatif, bernama Buya Bomba dan Buya Sumbi.
Buya Bomba berupa motif tanaman bunga yang bermakna rasa cinta keluarga, kerajaan dan Tuhan.
Kemudian, Buya Subi bermotif belah ketupat dan bunga menjalar, bermakna keteguhan hati seorang pria ketika melamar wanita.
Adapun Batik Bomba juga dikenakan saat acara pernikahan, dan kegiatan formal lainnya.
Diketahui, kain kebanggan Sulawesi Tengah ini dapat memperlihatkan lambang status sosial masyarakat.
Dikutip dari indonesia.go.id, Batik Bomba juga dapat sebagai oleh-oleh Kota Palu, karena Kota Palu berbatasan dengan Kabupaten Donggala.
Bahkan, pemerintah daerah setempat meminta masyarakat di Palu mengenakan Batik Bomba saat perayaan hari-hari besar di Palu.
Sayangnya, jumlah pengerajin Batik Bomba semakin sedikit seiring pergantian tahun.
Batik Bambo untuk Elon Musk dikirim dari Indonesia
Batik Bomba yang dikenakan Elon Musk itu sengaja dikirim dari Indonesia ke Amerika Serikat sejauh 15.000 kilometer.