TRIBUNNEWS.COM, CIANJUR - Memasuki pekan kedua fase tanggap darurat pasca-gempa magnitudo 5,6, komando penanganan darurat gempabumi Cianjur, Jawa barat mulai dialihkan untuk dipimpin pemerintah daerah.
Meskipun komando telah diberikan kepada Pemda Kabupaten Cianjur, tetapi BNPB, Basarnas, BMKG, bersama instansi terkait lainnya akan tetap memberikan dukungan pendampingan.
"Komando penanganan darurat resmi diestafetkan kepada Pemerintah Daerah Kabupaten Cianjur. Meski belum sepenuhnya (komando diberikan), karena kami masih membutuhkan pendampingan dari BNPB, Basarnas, BMKG, dan pihak terkait lainnya," ujar Bupati Kabupatan Cianjur, Herman Suherman dalam Konferensi Pers Update Penanganan Gempa Cianjur, Senin (28/11/2022).
Surat Keputusan struktur organisasi terkait kepemimpinan tersebut sudah ditandangani hari ini.
Hingga Senin (28/11/2022) pukul 17.00 WIB, korban meninggal dunia akibat gempa Cianjur berjumlah 323 jiwa.
Baca juga: Bantu Korban Gempa Cianjur, Satgas P2MI Projo Kirim Bantuan dan Terjunkan Tim Ke Pelosok
Tim gabungan berhasil menemukan 2 jenazah di Kecamatan Cijedil, sehingga data warga hilang berkurang menjadi 9 jiwa.
Kerusakan infrastruktur tercatat 26.237 rumah rusak berat, 14.196 rumah rusak sedang, dan 22.786 rumah rusak ringan.
Infrastruktur lain yang mengalami kerusakan yaitu 471 sekolah, 170 tempat ibadah, 14 fasilitas kesehatan, dan 17 gedung perkantoran.
Data titik pengungsian terpilah yang dapat dihimpun BNPB, KemenPPPA, dan UNFPA hingga saat ini tercatat sebanyak 449 titik, dengan total jumlah pengungsi sebanyak 100.330 jiwa.
Baca juga: Memasuki Minggu Kedua Pasca Gempa Cianjur, Pakar Ingatkan Waspadai Dampak Kesehatan Pengungsi
Pos komando terus melakukan pemantauan kebutuhan logistik warga terdampak.
Distribusi bantuan masih terus digencarkan dengan menggunakan berbagai armada.
Sebanyak 294 organisasi membantu pemerintah Kabupaten Cianjur dalam penanganan gempabumi yang terjadi pada Senin (21/11) lalu.
Herman juga mengatakan aktivitas kegempaan di Kabupaten Cianjur sudah mulai berkurang.
"Saya sudah menerima surat dari BMKG yang merilis aktivitas kegempaan di Kabupaten Cianjur sudah berkurang. Masyarakat kami himbau untuk kembali ke rumah masing-masing dengan catatan rumahnya tidak terdapat kerusakan struktur," jelas Suherman.
Dirinya juga mengimbau bagi warga yang akan kembali ke rumah, agar menata kembali barang-barang dan perabotan di rumah untuk disusun sedemikian rupa agar tidak menghalangi jalur evakuasi apabila terjadi gempa susulan.
Baca juga: Memasuki Minggu Kedua Pasca Gempa Cianjur, Pakar Ingatkan Waspadai Dampak Kesehatan Pengungsi
"Insyaallah kami akan segera menindaklanjuti surat dari BMKG kepada camat dan kepala desa untuk diteruskan kepada para RT/RW untuk kiranya mulai besok masyarakat sudah bisa kembali kerumah sehingga kegiatan ekonomi bisa kembai berjalan," jelas Herman.
Sementara untuk lahan relokasi, terdapat penambahan 2 lahan untuk pembangunan hunian.
"Sebelumnya sudah disampikan relokasi di Desa Sirnagalih seluas 2,5 hektar. Alhamdulillah ada penambahan dua lokasi, jadi lokasi kedua di Kecamatan Mande 4 hetar. Di Kecamatan Pacet tepatnya di Cimpedawa dengan luas 10 hektar," katanya.
Lahan di Desa Sinargalih, Kecamatan Cilaku akan segera dilakukan perataan tanah sebagai langkah awal pembangunan.
"Tim verifikasi data rumah rusak juga sudah turun ke lapangan, kurang lebih 3.500 sudah terverifikasi. Direncanakan dalam waktu 5 sampai 6 hari verifikasi bisa terselesaikan, sehingga dapat terlihat jumlah yang harus direlokasi dan sebagainya," kata Herman.
Ia meminta warga yang rumahnya rusak tidak melakukan perbaikan terlebih dahulu sebelum dilakukan asesmen.