TRIBUNNEWS.COM - Berikut adalah sejarah berdirinya Masjid At-Tin yang teletak di Jalan Raya Taman Mini, Jakarta Timur.
Masjid At-Tin berdiri di atas lahan seluas 70.000 m2 yang diresmikan pada 26 Desember 1999.
Berdirinya Masjid At-Tin merupakan peninggalan dari keluarga Presiden kedua Republik Indonesia, Soeharto.
Nama At-Tin memang identik dengan mendiang istri dari Soehatro, yaitu Siti Hartinah alias Tien Soeharto.
Namun, pembangunan Masjid At-Tin sebenarnya adalah inisiasi dari anak-cucu Presiden Soeharto untuk mengenang ibunda atau nenek mereka.
Dikutip dinaskebudayaan.jakarta.go.id, pendirian masjid At-Tin terlaksana juga berkat bantuan Yayasan Ibu Tien Soeharto yang merupakan yayasan milik anak-keturunan Ibu Tien Soeharto.
Baca juga: Jemaah Reuni 212 Masih Terus Berdatangan ke Masjid At-Tin Jakarta Timur
Oleh karenanya, nama At-Tin tentu dimaksudkan sebagai doa dan perwujudan rasa cinta yang tulus dari anak-cucu kepada Tien Soeharto.
Nama At-Tin diambil dari salah satu surah dalam Al-Quran yang merupakan wahyu ke-27 yang diterima oleh Nabi Muhammad SAW, atau surah ke-95 dalam urutan penulisan Al-Qur‘an.
Yaitu Surah At-Tin yang berarti sejenis buah yang sangat manis, lezat, dan penuh gizi.
Buah ini dipercayai mempunyai manfaat yang banyak, baik sebelum matang maupun sesudahnya.
Sehingga pemberian nama At-Tin sebenarnya juga merupakan upaya untuk mengenang jasa-jasa Tien Soeharto.
Berdasarkan penuturan dari Kepala Sekretariat Masjid At-Tin, Jahrudin, Tien Soeharto berkeinginan untuk membangun masjid yang besar saat berada di Mekkah, Arab Saudi.
Setelah Tien Soeharto meninggal anak-anaknya membentuk Yayasan Ibu Tien dan mendirikan masjid di dekat Taman Mini Indonesia Indah (TMII) yang kemudian dinamakan At-Tin.
Baca juga: Fakta-Fakta Masjid At-Tin Lokasi Reuni 212, Didirikan Keluarga Besar Mantan Presiden Soeharto
Perwujudan dan Arsitektur Masjid At-Tin